Pasar Majalangu adalah "pasar dadakan" di Pantai Kuta yang digelar setiap tahun, sehari setelah perayaan hari Nyepi. Para pedagang yang berpartisipasi biasanya para Pedagang Kaki Lima yang pada hari-hari biasa dilarang untuk menggelar barang dagangannya di seputar Pantai Kuta. Mulai dari pakaian, sepatu, sandal, tas, jam, kacamata, barang kerajinan, permainan anak-anak hingga makanan/minuman, semua tersedia dan tentu dengan harga yang sedikit lebih murah dari hari biasa (disertai pintar-pintar menawar tentu saja).
Tradisi ini sudah dilaksanakan Desa Adat Kuta sejak bertahun lamanya. Untuk kelancaran Pasar Majalangu, Desa Adat Kuta menghimbau seluruh outlet (toko maupun restoran) di sekitar pantai Kuta untuk tidak buka sebelum pukul 12.00 WITA, yakni pada saat penyelenggaraan Pasar Majalangu.
Pengunjung yang datang bukan saja dari wisatawan lokal, tapi juga wisatawan manca negara yang ingin menikmati Nyepi di Bali. Seperti Edward, seorang wisatawan dari Adelide-Australia, mengungkapkan bahwa ini kali pertama dia dan temannya menikmati Nyepi di Bali. Ini karena keingintahuannya tentang bagaimana sebenarnya penyelenggaraan Nyepi di Bali. Dia dan temannya amat menikmati suasana Nyepi, tanpa suara, tanpa kegiatan dan bebas polusi. Edwardpun berencana akan datang lagi pada Nyepi tahun depan bersama lebih banyak teman dan keluarganya. Dia juga menikmati pawai ogoh-ogoh pada malam Pengerupukan, tanggal 25 Maret, malam sebelum Nyepi, hal yang tidak bisa ditemui pada hari-hari biasa. Tentu saja, Nyepi kan setahun sekali...