Kamis, 21 Januari 2010

Angin Barat, Sampah Menumpuk di Pantai Kuta

Telah hampir dua pekan berselang, timbunan sampah “kiriman” yang mengotori tepian Pantai Kuta, masih saja terlihat. Setiap pagi, ribuan kubik sampah berjejal di bibir pantai. Sampah tersebut dibawa oleh arus air laut akibat dampak embusan angin barat sejak bulan Desember lalu. Setiap hari 33 Satgas Pantai Kuta dibantu para pedagang telah bekerja ekstra keras melakukan pembersihan tumpukan sampah tersebut. Namun, setiap pagi, selalu saja ada tumpukan sampah berupa botol air mineral, kemasan rokok, plastik, ranting, potongan kayu, akar pohon, batang pohon pisang, dan kayu gelondongan, berjubel di situ. Pembersihan dilakukan sejak pagi hingga sore, sebanyak enam kali setiap harinya.

“Untuk mempermudah pekerjaan, selain menggunakan peralatan sederhana, kami juga mengerahkan tiga unit alat berat (loader) dan satu unit truk sampah,” papar I Gusti Ngurah Tresna, Ketua Unit Satgas Pantai Kuta.

Menurut Tresna, kejadian semacam ini selalu berulang setiap datang angin barat yang biasanya berembus sejak pertengahan Desember hingga Pebruari. Tentu saja kondisi ini sangat menggangu kenyamanan berwisata di pantai tersebut. Selain tak sedap dipandang mata, sampah tersebut juga mengembuskan bau amis yang menyengat .

Terganggunya aktivitas pelancong oleh sampah tersebut membuat pemasukan para pedagang di sepanjang pantai tersebut merosot drastis. Herman, seorang pedagang bakso yang pada situasi normal biasa menangguk rejeki sebesar Rp. 175 ribu hingga Rp 200 ribu per hari, kini melorot hingga kurang dari sepertiganya.

"Tamu-tamu jadi malas berjemur di pantai. Jadi ndak ada yang belanja," keluh pemuda asal Lombok yang mengatakan bahwa dirinya baru memperoleh pendapatan sebesar Rp 45 ribu, padahal hari sudah beranjak siang.

Yang mengherankan bagi Tresna dan Herman, kenapa Pemerintah selalu terlambat dalam mengantisipasi kondisi tahunan ini. (abe/jjb)

◄ Newer Post Older Post ►