Rabu, 16 Maret 2011

Dampak Bencana Jepang | Harga Emas Merosot

NEW YORK, KOMPAS.com — Harga emas turun lebih dari dua persen, Selasa waktu setempat, tetapi jauh dari posisi terendah mereka karena meningkatnya kekhawatiran tentang krisis nuklir Jepang memukul pasar keuangan global, mendorong pelarian ke aset-aset likuid seperti uang tunai.

Kelompok logam platinum juga turun tajam karena potensi bencana radiasi memperlemah ekspektasi permintaan dari industri otomotif Jepang yang sangat kuat. "Kami memiliki risiko perdagangan sebagai akibat dari masalah di Jepang. Ada likuidasi kelembagaan dan likuidasi lain secara global karena orang memilih untuk mendapatkan uang tunai saat ini," kata James Steel, kepala analis komoditas di bank HSBC. Emas spot sempat melorot hingga 1.380,90 dollar per troy ounce sebelum kembali ke 1.396,75 dollar troy ounce (1 troy ounce = 31,1 gram) pada 12.25 sore (16.25 GMT atau 23.25 WIB). Emas berjangka AS untuk pengiriman April kehilangan dua persen menjadi 1.396,50 dollar.

Di Indonesia, Rabu (16/3/2011), Logam Mulia mematok harga emas 24 karat pada Rp 413.000 per gram untuk setiap pembelian 1.000 gram.

Ketakutan dampak ekonomi yang berat di Jepang memukul pasar saham global pada Selasa, memotong satu triliun dollar valuasi di ekuitas karena investor membuang aset yang dianggap berisiko dan mencari keamanan pada surat utang pemerintah. Sementara harga perak juga jatuh enam persen ke 33,56 dollar per ounce, dan sebelum kembali ke posisi 34,48 dolar per ounce.

Adapun harga platinum merosot 3,5 persen, jatuh ke tingkat terendah sejak pertengahan Desember di 1.687,99 dollar per ounce. Platinum kemudian merangkak lagi ke 1.701,99 dollar per ounce.

Pembuat mobil terkemuka Jepang, termasuk Toyota, Nissan, dan Honda, menghentikan produksi kendaraan menyusul gempa bumi pada Jumat, yang melumpuhkan jalan, kereta api, dan pelabuhan. Pembuat mobil adalah konsumen terbesar platinum dan palladium. Menurut perusahaan penyulingan Johnson Matthey, Jepang adalah negara pengguna platinum yang terbesar pada 2010, dan mencatat sekitar 18 persen dari permintaan autocatalyst global 2,985 juta ounce.

Sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com

◄ Newer Post Older Post ►