Melihat itu, keruan saja para Aussie lainnya jadi berang. Mereka memaki kelompok pemuda Prancis, yang tentu saja dibalas makian pula oleh para bule dari negeri Napeleon itu. Merasa kurang sreg hanya berperang makian, kelompok Aussie kemudian menantang kelompok Prancis untuk melakukan duel. Masing-masing kelompok mengutus jagonya untuk berkelahi satu lawan satu. Tantangan tersebut tak memerlukan waktu lama untuk mendapatkan jawabannya. Begitu dilontarkan, kelompok Prancis langsung menyambutnya dengan heroik. Tak pelak, dalam beberapa menit saja jalan raya Legian langsung berubah menjadi arena duel. Kedua kelompok langsung membuat lingkaran dan mengutus jagonya masing-masing untuk adu jotos di tengahnya.
Mula-mula perkelahian itu berjalan dengan seimbang. Masing-masing jago tersebut mahir berkelahi. Namun, beberapa saat kemudian, jago Aussie terkena jotos dan kehilangan kontrol. Apalagi setelah jotosan kedua menghujam wajahnya dan sorak-sorai kelompok Prancis membahana, si Aussie semakin kehilangan kendali atas dirinya dan menjadi bulan-bulanan lawannya hingga terkapar tak berdaya.
Melihat lawannya lunglai, kelompok Prancis langsung bersorak dan meninggalkan arena. Namun, kelompok Aussie tak terima. Mereka mengejar kelompok Prancis dan menantangnya melakukan pertarungan lagi di areal ground zero (bekal lokasi ledakan bom 2002). Untung tantangan itu tak digubris oleh kelompok Prancis. Para pemuda dari negeri wine tersebut terus berjalan meninggalkan pemuda-pemuda Aussie yang marah dan melontarkan sumpah serapah itu.
Tentu ini bukan urusan antar negara atau antar etnis, atau antar apa pun. Menurut laporan, ini murni urusan emosi para pemuda mabuk yang tak bisa mengontrol dirinya. Bagi kamu, kejadian macam ini dapat menjadi pelajaran penting bahwa terkadang semangat mencari kesenangan yang tak terkendali dapat mengganggu kesenangan orang lain. Hindari hal ini atau acara liburanmu akan berantakan.(abe/jjb diolah dari laporan "Radar Bali" 27/07/2009)