Ada dua jalur trekking yang ditawarkan, yakni “Jalur Panjang” yang menghabiskan waktu sekitar tiga jam, dan “Jalur Pendek” yang memutuhkan waktu hanya satu jam saja. Dalam perjalanan tersebut, kamu akan dipandu oleh seorang atau beberapa orang pemandu yang akan menjelaskan secara mendetil tentang berbagai macam tumbuhan, perdu, semak dan pohon yang ada di sepanjang perjalanan, lengkap dengan kegunaannya masing-masing.
Ketika Jalan-jalan Bali bertandang ke sana, kami disambut dengan hangat oleh pengelola di Balai Subak Sari Boga, Br. Kiadan, Pelaga, Badung Utara. Balai Subak tersebut adalah sebuah wantilan (aula) yang tampak unik karena plafonnya yang terbuat dari bambu batangan. Hampir semua mebel dan perabotannya pun terbuat dari bambu.
Di wantilan tersebut, kami disuguhi kopi Kiadan yang rasanya begitu khas. Sebelum disuguhkan, kopi itu yang direbus dengan kuali yang terbuat dari tanah di tungku dengan bara api yang terukur sedemikian rupa. Sebagai teman kopi, kami mendapat suguhan penganan yang terbuat dari ketan dan ketela rambat yang di kukus. Keduanya diurap dengan parutan kelapa dan, bila suka, disirami cairan gula merah.
Setelah itu, barulah kami berkeliling menelusuri perkebunan kopi sembari mengenal lebih dekat tanaman bambu, tanaman-tanaman obat, serta kehidupan masyarakat yang ada di wilayah itu. Seorang pemandu yang berpengalaman sejak 1999 mengantarkan kami untuk mengenal banyak hal yang tadinya tampak biasa-biasa saja menjadi terasa luar biasa. Di Kiadan, selain pemandu tadi, ada 11 pemandu lain yang bisa melakukan hal yang sama.
Untuk rombongan trekking yang besar dan berniat menginap di kawasan ini, tersedia sarana akomodasi berupa home stay yang mampu menampung sebanyak 30 orang tamu.