Apa menariknya berselancar malam hari?
Menurut Yuli, peserta yang berasal dari Pangandaran, Jawa Barat, berselancar malam hari memberikan pengalaman yang luar biasa. "Sama seperti (berselancar pada) siang (hari), tapi tantangannya berbeda. Konsentrasi harus terfokus pada areal cahaya yang berasal dari lampu sorot untuk melihat ombak yang datang. Itu memerlukan konsentrasi yang baik," paparnya.
Dedi Santosa, peserta lain, menambahkan bahwa take off di malam hari sangat susah. “Lihat ombaknya saja susah apalagi mencari ombak bagus," tuturnya.
Dedi Santosa adalah peselancar yang menduduki peringkat 4 Indonesia Surfing Championshin (ISC) 2009. Sebagai peselancar, ia sudah pernah menjajal berbagai spot (ombak bagus) di luar negeri. Mulai dari Pantai Gold Coast di Queensland, Australia, Pantai Chiba Jepang, dan California Amerika Serikat. Baginya, sensasi menaklukkan ombak di siang hari dan malam hari sangat berbeda.
Di Kuta, malam itu, Dedi hanya 30 menit menjelajahi ombak. Ia keluar setelah bergelut menggeluti ombak di kegelapan malam. Selama itu, dia hanya berhasil menaklukkan beberpa kecil ombak saja. "Mungkin dua atau lima ombak saja," terangnya. Padahal, jika siang hari, dengan waktu yang sama, ia mampu mengendarai belasan bahkan puluhan ombak dengan mudah.
Yang menarik, justru karena kesulitan tersebut para peselancar jadi penasaran. Menurut mereka yang menjadi tantangan utama adalah cara mengenali datangnya ombak, serta membedakan kedatangan ombak besar dengan ombak kecil.
“Soal rasa dingin, sama sekali tidak ada masalah. Justru pada malam hari air laut terasa hangat,” terang
Piping, salah satu pelaksana kegiataan ini.
Menurut Piping, di Indonesia kegiataan itu baru pertama kali diselenggarakan. “Tapi, di luar negeri sudah biasa,” ungkapnya sembari menerangkan bahwa di beberapa negara sering digelar kejuaraan surfing di malam hari.
Malam itu, lebih dari 75 peselancar yang turun ke pantai. “Padahal, rencana awal hanya 50 surfer saja," ucap Piping.
Hingga waktu menunjukkan pukul 21.45, para peselancar yang berusaha menaklukkan ombak pantai Kuta itu tetap banyak. Beberapa di antaranya sempat berjumpalitan diterjang ombak. Namun tetap saja mereka bersemangat untuk meniti ombak di malam bulan purnama itu.
Untuk menerangi para peselancar, tiga unit lampu sorot berkekuatan besar dipasang di bibir pantai. Dan, untuk memeriahkan suasana, tak jauh dari lampu tersebut didirikan sebuah panggung di mana seorang DJ beraksi dengan atraktifnya. (abe/jjb-radar bali)
Foto-foto: Piping, Agung Bawantara