Kombinasi Unik Rumah Gadang, Danau Matano dan Kapurung di Luwu Timur Oleh: BlogS of Hariyanto
Assalamualaikum.
Masih berbagi kisah tentang aktifitas perjalanan kehidupan duniawi yang saya lakukan, saya lihat dan saya rasakan yang semakin menyadarkan diri betapa kecilnya diri ini sebagai hamba ALLAH bila dibandingkan alam raya ciptaan-NYA tempat di mana diri ini menumpang hidup.
Awal tahun 2012, tepatnya 18 Januari hingga 21 Januari, saya dan kawan-kawan melakukan perjalanan Tour of Duty menuju Kabupaten Luwu Timur, salah satu Kabupaten di propinsi Sulawesi Selatan yang letaknya paling utara, dan berbatasan dengan dua propinsi yaitu propinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
MENGINAP DI RUMAH GADANG MINANGKABAU
Rombongan kami terbagi dua, rombongan pertama, saya dan kawan-kawan dari Makassar yang menuju Luwu Timur melalui darat dimana jarak Kabupaten Luwu Timur sekitar 560km dari Kota Makassar, rombongan kedua, kawan-kawan dari Jakarta, menuju Luwu Timur melalui udara dan akan mendarat di bandara udara PT. INCO di Sorowako.
Rombongan pertama meninggalkan Makassar, Rabu malam (18012012) sekitar jam 23.00 menuju Luwu Banggai, dan alhamdulillah kami tiba pagi hari di Kecamatan Mangkutana, salah satu pusat perekonomian Luwu Timur.
Jauh-jauh dari Makassar, saat tiba di Luwu Timur rasa-rasanya seperti tiba di Sumatera Barat, karena kami menginap di Rumah Gadang Minangkabau.
Rumah Gadang ini adalah salah satu hotel yang ada di Luwu Timur, konstruksi arsitektur-nya memang menyerupai Rumah Gadang Minangkabau, karena salah satu pemiliknya memang berasal dari pulau Sumatera. Dan di hotel inilah rombongan kami akan menginap.
DANAU MATANO TERDALAM DI ASIA TENGGARA
Setelah istirahat sejenak, kami pun berangkat menuju Sorowako, sekitar 115 kilometer dari Hotel Sikumbang-Mangkutana untuk menjemput rombongan kedua di bandara udara PT.INCO - Sorowako.
Selanjutnya setelah rombongan pertama dan kedua bertemu, kami semua menuju Rumah Makan Pondok Bambu untuk mengisi lambung tengah yang sudah mulai bernyanyi merdu di siang hari sekaligus hendak menunaikan ibadah sholat Dhuhur.
Sorowako adalah kecamatan di Luwu Timur tempat perusahaan tambang nickel PT. INCO beroperasional.
Seusai menikmati berkah ALLAH dalam sajian kuliner hasil laut yang memang sangat banyak di Luwu Timur, kamipun berkeliling sejenak menikmati ke asrian lingkungan perumahan PT. INCO, dan kemudian berhenti di tepian danau Matano menikmati sajian keindahan ciptaan-NYA.
Danau MATANO terbentuk dari proses tektonik dan diperkirakan usianya sekitar empat juta tahun, dan merupakan salah satu danau terunik yang ada di dunia, karena letak kontur-nya yang lebih rendah dari permukaan laut. Dengan kedalaman sekitar 600 meter, maka danau Matano merupakan danau terdalam di Asia Tenggara dan termasuk dalam delapan danau terdalam di dunia.
Air danau Matano sangatlah jernih dengan jarak pandang dalam air bisa mencapai hingga 25 meter.
MAKAN DAN BERNYANYI DI ATAS KOLAM PANCING
Tak terasa malam-pun menjelang, setelah usai menunaikan kewajiban Sholat Maghrib di mushollah , kami pun melanjutkan langkah, kali ini menuju sebuah empang atau tambak tempat pemeliharaan ikan dan udang yang dijadikan kolam pancing oleh pemiliknya.
Di atas empang / tambak tersebut di bangun rumah makan dengan gaya lesehan namanya Pondok Lesehan New Selera Lutim. Walaupun namanya pondok lesehan, namun ada juga tersedia meja dan kursi bagi para pengunjung yang tidak menginginkan lesehan.
Rombongan kami lebih memilih menggunakan kursi dan meja, dan sambil menikmati menu kuliner ikan dan cumi-cumi serta hasil sari laut lainnya, kami-pun berkesempatan memanfaatkan fasilitas sound system rumah makan yang lumayan bagus untuk bernyanyi berkaraoke ria, sebelum akhirnya kembali ke Hotel Sikumbang untuk beristirahat.
SEPAKBOLA DAN KAPURUNG KULINER KHAS LUWU TIMUR
Hari ke-dua di Luwu Timur, sebelum sholat Jum'at kami menyempatkan diri mampir ke Rumah Sakit Umum Daerah I Lagaligo di Wotu, salah satu rumah sakit type C yang tergolong baru di Kabupaten Luwu Timur.
Seusai sholat Jum'at, rombongan meneruskan perjalanan ke Malili yang berjarak sekitar 45 kilometer dari RSUD I Lagaligo.Malili merupakan ibukota pemerintahan Kabupaten Luwu Timur.
Dalam perjalanan kami sempat menonton pertandingan sepakbola persahabatan antara pejabat dan instansi di lapangan Soekarno Hatta Puncak Indah Malili. Pertandingan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi Luwu ke-744 dan Perlawanan Rakyat Luwu ke-66.
At least, rombongan kami di traktir oleh direktur Rumah Sakit Umum Daerah, dr. Rosmini Pandin, singgah di rumah makan FAMA - Malili untuk menikmati kuliner khas Luwu, yaitu Kapurung. Kapurung adalah makanan khas masyarakat Luwu yang terbuat dari bahan sagu, dimana sagunya dimasak dan dibentuk seperti bola-bolam yang kemudian dicampur dengan aneka sayuran dan kuah kaldu ikan yang kental aroma asam pattikala.Sungguh menyegarkan saat menikmati kapurung yang disajikan hangat-hangat, apalagi ada sambal cobek-cobeknya yang cukup membuat lidah kepedasan.
SELURUH SPBU LUWU TIMUR KEHABISAN PREMIUM
Usai sholat isya, romobongan kami pun berpisah. Rombongan yang dari Jakarta, akan menuju Sorowako untuk menginap dan selanjutnya esok pagi kembali ke Jakarta dengan menggunakan pesawat terbang melalui bandara udara PT. INCO di Sorowako.Sedangkan rombongan Makassar, kembali ke Hotel Sikumbang di Mangkutana untuk checkout dan selanjutnya langsung kembali ke Makassar, malam ini juga.
Dalam perjalanan dari Malili ke Mangkutana, hingga ke Wotu semua SPBU Pertamina yang kami lalui memasang pengumuman dengan tulisan di atas selembar karton atau kertas puisi biasa yang berukuran kecil, isi pengumumannya adalah "PREMIUM HABIS".
Jarum indikator bensin mobil Daihatsu Xenia yang saya kendarai tinggal satu baris lagi, sementara jarum jam mulai menunjukkan pukul 22.30 malam waktu Wotu.
Meskipun konon kata orang, Daihatsu Xenia tergolong mobil yang irit konsumsi bahan bakar, namun kami tidak mau ambil resiko, apalagi kemungkinan hal yang sama juga terjadi pada SPBU Pertamina lainnya yang akan kami lewati saat menuju kota Palopo. Kalau kota Palopo, saya tahu, masih lebih besar peluang untuk mendapatkan SPBU Pertamina yang masih memiliki stok premium.
Dan akhirnya SPBU Swasta alias Penjual Premium eceran yang banyak tersebar di sekitar SPBU Pertamina di Wotu yang menjadi tempat kami mengisi Premium untuk mobil Daihatsu Xenia yang saya kendarai, harganya lima ribu rupiah perliter, selisih lima ratus rupiah dengan harga Premium Pemerintah.
Setelah mengisi premium seharga seratus ribu rupiah, kamipun melanjutkan perjalanan dengan tujuan utama ke Kota Palopo untuk mengisi Premium dan kemudian meneruskan perjalanan pulang kembali ke Kota Makassar.
Dan benarlah, seperti yang sudah diduga, sepanjang perjalanan menuju Kota Palopo, melintasi Masamba, Luwu Utara, semua SPBU Pertamina yang kami lalui MENYATAKAN DIRINYA KEHABISAN PREMIUM !!! Dan konon kabarnya, hal itu sudah biasa terjadi.
Alhamdulillah, meskipun jam menunjukkan pukul satu dinihari, kami tiba di kota Palopo dan masih mendapatkan SPBU Pertamina yang buka dengan persediaan stock Premium yang masih banyak.
Singkat kata singkat cerita, alhamdulillah akhirnya Sabtu Pagi kami tiba kembali dengan selamat di Kota Makassar, dan bisa menikmati buah cempedak sebagai ole-ole yang kami beli dalam perjalanan pulang dari Luwu Timur, Alhamdulillah.
Serukan cerita tour wisata ke sulawesi selatan yang dilakukan sobat Harianto
Sekedar Tips !! Saat melakukan perjalanan ke Kabupaten Luwu Timur atau Luwu Utara, jangan lupa untuk selalu menjaga Tangki Bahan Bakar kendaraan anda dalam kondisi selalu terisi penuh. Agar terhindar dari mogok karena kehabisan Bahan Bakar karena SPBU Pertamina semuanya kehabisan Premium.
Kunjungi juga narablog aslinya di. http://hariyantowijoyo.blogspot.com/2012/01/danau-matano-kapurung-luwu-timur.html