Jumat, 05 April 2013

SSst Ada Hidup Unik Di Raja Ampat

SSst Ada Hidup Unik Di Raja Ampat

SSst Ada Hidup Unik Di Raja Ampat - Musik seruling tambur mengalun gemanya dikota waisai, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Ribuan orang berkerumun di Pantai WTC (Waisai TerCinta), menyaksikan atraksi seruling tambur yang menandai dibukanya Festival Raja Ampat 2012 lalu.

Perjalanan Kami, bertepatan dengan berlangsungnya festival. Festival tahunan ini juga dimeriahkan karnaval laut, yang diikuti perahu-perahu hias dan atraksi budaya di atas perahu dari setiap distrik.

Selain menikmati kemeriahan festival, kami juga berkunjung ke-dua kampung Teluk Mayalibith, yakni Kampung Lopintol dan Warema. Kamga menemukan kehidupan unik penduduk di kedua kampung ini. 

Warga Lopintol telah dikenal sebagai nelayan malam hari. Mereka bekerja tanpa pancing atau jaring, melainkan dengan teknik 'light fishing'.

Nelayan menggunakan sorot lampu petromaks untuk menarik perhatian ikan-ikan. Cara ini sangat efektif, sekali tangkap mereka bisa menyerok 40 ekor ikan.

Sedangkan penduduk di Kampung Warema memiliki kebiasaan berburu ulat sagu buat dikonsumsi. Kami pun menyusuri sungai dan masuk hutan. Ia mencari ulat sagu yang hidup di batang pohon sagu yang sudah ditebang dan mulai membusuk.

Selain dimasak, warga setempat pada umumnya juga memakan ulat sagu mentah alias masih hidup. Kami mendapat tantangan dari warga untuk makan ulat sagu yang baru diambil dari pohon. Beranikah Kami?

Raja Ampat pula menyimpan jejak sejarah, berupa lukisan kuno dan cap tangan di tebing pulau karang di kawasan Teluk Kabui. Perjalanan diakhiri dengan mendaki ke puncak Kepulauan Wayag, yang mempunyai pemandangan yang elok mempesona bagaikan ‘serpihan surga yang jatuh ke bumi’.

◄ Newer Post Older Post ►