Tata letak dan arsitektural pura ini khas Bali Utara. Gugusan tangga, areal yang luas dan lapang, detil ornamen serta deretan patung-patungnya, sulit ditemukan pada pura-pura di Bali Selatan. Jumlah patung di pura ini tak kurang dari 34 buah. Semuanya merupakan karakter yang diambil epos Ramayana.
Pura ini terdiri dari tiga bagian yang semakin ke dalam semakin meninggi. Areal teringgi merupakan areal tersuci di mana terdapat sebuah bangunan padmasana dari padas yang diapit oleh sepasang bangunan beratap limas. Di situlah persembahyangan di lakukan. Jika diperhatikan dari kejauhan, susunan bati padas dari dasar hingga puncak padmasana, tampak seperti susunan piramid.
Ada lagi hal lain yang unik di pura ini. Pada dindning sebelah utara terdapat ukiran setinggi satu meter yang melukiskan seorang pegawai Pemerintah Belanda tengah mengendarai sepeda dari tumbuhan. Beberapa catatan mengatakan bahwa ukiran ini merupakan hasil reproduksi dari ukiran yang dibuat pada tahun 1904 yang sempat hancur akibat gempa bumi. Konon pengendara sepeda dalam ukiran tersebut adalah W.O.J. Nieuwenkamp, pelukis Belanda yang terkenal pada saat itu yang berkeliling Bali dengan mengendarai sepeda pada awal tahun 1900 an. Nieuwenkamp selalu melukiskan tempat-tempat yang sempat ia kunjungi. Pada saat restorasi, bentuk sepeda diubah menjadi sepeda dengan roda berbentuk bunga teratai, Nieuwenkamp diubah menjadi mengenakan sarung dan ditambahkan dengan pattern tumbuhan dan bunga-bunga sebagai latar belakang. Di antara kaki dan roda sepeda terdapat sosok anjing dan tikus, kumis tebal Nieuwenkamp dan inisialnya tidak terdapat lagi.
Ingin mengunjungi pura ini? Karena kawasan bali Utara terletak cukup jauh dari Kuta, agar waktumu efektif buatlah pejalanan satu hari atau lebih untuk mengunjungi Bali Utara. (abe/"Bali Handbook" Bill Dalton)