Cuaca buruk itu juga mempengaruhi pelabuhan penyeberangan Gilimanuk sejak Selasa (5/1) lalu. Hari itu aktivitas pelayaran di selat Bali sempat terhenti sekitar setengah jam akibat hujan deras disertai angin kencang. Cuaca buruk membuat jarak pandang sangat terbatas. Selain itu, kuatnya hembusan angin juga bisa menyeret kapal yang sedang berlayar.
Menurut data di Balai Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BKMG) Denpasar, hujan deras yang menganggu jarak pandang nahkoda kapal sewaktu-waktu masih akan terjadi di selat Bali. Begitupula aging kencang dengan kecepatan 0,3 sampai 18 knot dan gelombang dengan ketinggian 0,5 sampai 1,5 meter. Menurut perkiraan, pola angin rata - rata wilayah Bali Baratdaya – Barat 05 - 26 km/jam. Suhu muka laut di perairan selatan dan utara Jawa berkisar 30°C.
Pantauan terakhir Citra Satelit Cuaca menunjukkan sebaran awan masih dominan di sekitar wilayah equator yang berpotensi hujan sedang - lebat umumnya terjadi di wilayah Indonesia bagian barat. Cuaca di Jatim, Bali, NTB dan NTT umumnya hujan ringan - lebat.
Meski kondisi cuaca tiga hari terakhir di Bali berawan dan hujan ringan hingga sedang, adanya aktivitas konvektif atmosfer berskala lokal dan suhu udara yang cukup panas dapat menyebabkan pertumbuhan awan - awan hujan di sebagian wilayah Indonesia. Hal ini perlu diwaspadai karena berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang disertai badai petir dan angin kencang secara tiba-tiba yang bersifat lokal yang tidak terlalu lama terutama di wilayah Bali bagian tengah dan selatan, umumnya pada malam hingga dini hari.