Senin, 14 Juni 2010

Gamelan Angklung, Si Selendro yang Melankolis

Oleh: Agung Bawantara

Ini adalah jenis alat musik tradisional Bali yang berlaras selendro. Di beberapa tempat gamelan ini dikenal dengan sebutan Angklung Kelentungan. Jenis gamelan ini menghasilkan nada sendu dan melankolis. Gamelan ini tergolong barungan madya atau orkestrasi sedang yang dimainkan oleh 11-25 pemusik. Sebagai pembanding, barungan ageng atau orkestrasi besar dimainkan oleh lebih dari 25 pemusik.
Orkestrasi ini dibentuk oleh instrumen berbilah dan pecon dari krawang (sejenis campuran logam), Kadang-kadang ditambah juga angklung bambu kocok yang berukuran kecil. Gamelan ini dibuat dengan ukuran-ukuran yang relatif kecil sehingga mudah dipanggul dan dimainkan sambil mengiringo sebuah prosesi. Di Bali Selatan, gamelan ini hanya mempergunakan empat nada sedangkan di Bali Utara mempergunakan lima nada.

Berdasarkan konteks penggunaan dan materi tabuhnya, jenis angklung dapat dibedakan menjadi tabuh angklung klasik (tradsional) yang dimainkan untuk mengiringi prosesi upacara (tanpa tari-tarian) dan angklung kebyar yang dimainkan untuk mengiringi pegelaran tari maupun drama. Satu barung (kelompok) Gamelan Angklung bisa berperan keduanya, karena seringkali mereka mempergunakan gamelan yang sama.

Di kalangan masyarakat luas, gamelan ini dikenal sebagai pengiring upacara-upacara kematian (Pitra Yadnya) seperti Ngaben. Bahkan, di sekitar Kota Denpasar dan beberapa tempat lainnya, penguburan jenazah warga Tionghoa pun kerap diiringi dengan Gamelan Angklung. Namun, di beberapa daerah, Gamelan Angklung menggantikan fungsi gamelan Gong Gede untuk mengiringi upacara di pura (Dewa Yadnya) dan upacara-upacara lainnya.

Dalam satu barung, instrumental Gamelan Angklung terdiri dari jegogan, jublag, pemada, kantil, reong, kendang, tawa-tawa, dan kempur. Angklung Kebyar tidak mempergunakan kempur, tetapi gong.

Nama-nama tabuh yang umum dikenal di kalangan pemain angklung antara lain: Asep menyan, Capung manjus, Capung Ngumbang, Dongkang Menek Biu, Gowak Maling Taluh, Sekar Jepun, Berong, Sekar Ulat, Glagah Katunuan, Jaran Sirig, Kupu-kupu tarum, meong Megarong, Pipis Samas, Sekar Sandat, dan Cecek Magelut. Sedangkan tabuh-tabuh angklung kebyar sama dengan yang dipakai dalam Gong Kebyar.

Sumber: Buku “Selayang Pandang Seni Pertunjukan Bali” karya Prof. Dr. I Wayan Dibia dan beberapa sumber lainnya.
Foto : http://farm1.static.flickr.com/31/103002205_1edaead23c.jpg

◄ Newer Post Older Post ►