Jumat, 25 Februari 2011

Cerita di Balik Tampilnya Pelopor Heavy Metal, Iron Maiden, di Bali (4)

Oleh: Hari Puspita

Semula, pihak Original Production sempat agak ragu, apakah Bruce Dickinson tertarik untuk tampil di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Jimbaran, Bali, selain Jakarta. Sebab, selain faktor kemudahan dan ketersediaan infrastruktur, macam gedung pertunjukan atau stadion, biasanya ibukota negara memang jadi pertimbangan tersendiri bagi band papan atas kelas dunia, untuk main “aman”. Mereka memang cenderung memilih Jakarta. Ini karena untuk tampil di daerah berisiko respons yang minim misalnya. Atau spesifikasi peranti yang sulit didapat. Namun di luar dugaan, ternyata vokalisnya sangat antusiastik untuk tampil di Bali.

Ini bermula dari Tommy Pratama dari Original Production, yang berpikir bahwa selain Jakarta, Bali memiliki daya tarik tersendiri untuk pertunjukan artis. Apalagi dia sebelumnya sudah pernah menggelar pertunjukan serupa untuk Deep Purple, April 2004 lalu, di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Jimbaran, Badung.

Nah, begitu lobi untuk Iron Maiden lolos, dia pun menawarkan untuk tampil di Jakarta dan Bali.”Di luar dugaan, ternyata Bruce (Dickinson, vokalis) menyambutnya dengan tangan terbuka. Dia sangat antusias dengan venue GWK. Ini karena sudah baca di website (website http://gwk-culturalpark.com/ ) yang di situ juga ada venue GWK dengan Lotus Pond-nya,” akunya. Padahal, Tommy sempat berpikiran mereka hanya memilih panggung pertunjukan di Jakarta saja.

”Dia mengaku penasaran, ingin bikin live concert di GWK,” imbuhnya, perihal Bruce, vokalis yang mantan atlet anggar Inggris, dan ternyata hobi berselancar di dunia maya itu.

Selain Steve Harris, leader band ini, yang begitu ngebet tampil di Bali, Bruce Dickinson juga sangat ingin datang ke Bali. “Mereka sebelumnya hanya dapat cerita saja tentang Bali. Nah, nanti mereka ingin melihat, membuktikan dan menikmatinya sendiri,” jelasnya.

Maklum, di tempat yang sama, sebelumnya juga sudah pernah dipakai konser Deep Purple dan Scorpions. ”Saya lega, begitu melihat dia antusias untuk tampil di dua tempat, di Jakarta dan Bali,” terangnya.”Dia juga sempat tanya soal pertunjukan sebelumnya (Deep Purple, Scorpions) di Bali,” terang Tommy mengenang Bruce.

Pilot pesawat Ed Force One yang sekarang sudah tidak gondrong lagi itu di mata Tommy juga tidak segarang di atas panggung yang harus jaga image.”Ah, di balik panggung mereka humble, santai, familiar, banyak canda, kok. Bruce, Nicko (Nicko Mc Brain) itu banyak canda orangnya,” tuturnya, perihal perangai di luar panggung pertunjukan.
Menurutnya, lain gaya di atas panggung, lain pula perangai keseharian mereka. Nicko Mc Brain misalnya, suka main golf. Steve Harris suka main sepakbola. Mereka biasa bercanda. “Kalau di atas panggung kan memang gaya panggung itu harus beda,” tutur Tommy.

Bruce yang seperti tak kenal lelah kalau sudah di atas panggung ini juga dikenal sebagai seniman lengkap. Selain vokalis, musisi, penulis lagu, dia juga penulis cerita, aktor, atlet anggar, sekaligus pilot pesawat. Bruce benar-benar seniman serba bisa. Pria yang menyukai tantangan ini rupanya adrenalinnya menggelegak, untuk tampil di Bali.

Sejauh ini, menurutnya musisi rock atau heavy metal memang relatif tidak terlalu ribet urusannya.”Sejauh ini musisi metal malah santai-santai saja orangnya. Waktu Dave Mustain (gitaris/vokalisnya Megadeth) datang dulu juga tidak ada permintaan aneh-aneh. Padahal, tau sendiri kan tongkrongannya dia kayak apa?” terangnya.
Dia malah menyebut musisi di jalur pop yang biasanya agak rewel dalam fasilitas atau akomodasi. “Tapi, tak usah disebutlah, siapa artis pop yang rewel itu, hehehe…,” imbuhnya.

*Tulisan ini sempat dimuat di Harian Radar Bali (Grup Jawa Pos)
◄ Newer Post Older Post ►