Cok Is, mahasiswa program studi Teknologi Pertanian Universitas Udayana, yang turut mengedarkan tiket pertunjukan drama-tari ini di kalangan mahasiswa mengatakan 40 lembar dari 60 lembar yang dibawanya sudah terjual.
“Teman-teman penasaran. Sudah cukup lama mereka tak melihat pementasan kesenian Bali yang rada-rada ada sentuhan barunyalah,” tuturnya.
Maria Ekaristi yang menggordinasikan penjualan tiket pementasan ini juga mengatakan hal serupa. “Banyak pecinta seni Bali tertarik dengan pementasan ini. Sebagian di antaranya adalah ekspatriat. Mereka ingin menyaksikan pementasan kesenian Bali dengan nuansa yang berbeda, dan mereka merasa akan mendapatkannya dalam pementasan ini,” paparnya.
Eka juga mengatakan bahwa selain membeli langsung, sebagian dari mereka memesan tiket via e-mail dan SMS.
Seperti telah diberitakan, dalam garapannya kali ini, Kadek menghidupkan kembali cerita Sri Tanjung yang nyaris terlupakan lewat sebuah proses kreatif yang sangat intens. Proses penggarapan diawali dengan penelitian, interpretasi naratif, penulisan skrip, lalu penggarapan komposisi musik dan tembang. Di sini para seniman dari berbagai generasi dan berbagai bidang seni pertunjukan bergabung untuk melakukan eksplorasi dan persilangan idiom-idiom tradisi. Keistimewaan garapan Kadek Suardana ini adalah ramuan yang apik antara adegan, kidung dan musik Bali kuna yang rumit.
Berita terkait:
Drama-Tari "Sri Tanjung - The Scent of Innocent"