Rabu, 04 Maret 2009

Di Sanur, Bhikkhu Inggris Ungkap Rahasia Hidup Senang Mati Tenang

Venerable Ajahn Brahmavamso Mahathero atau juga dikenal dengan sebutan Ajahn Brahm, kembali mengunjungi Bali. Kali ini, bhikkhu senior kelahiran Inggris yang sudah lama mukim di Australia itu tampil sebagai narasumber tunggal di acara Dhammatalk (bincang-bincang Dhamma) dengan topik “Hidup Senang Mati Tenang” yang digelar di Sanur Paradise Plaza Hotel, Selasa 3 Maret 2009 mulai pk. 18.00 wita. Ini kali ketiga Ajahn Brahm bertandang ke Pulau Dewata, setelah acara Dhammatalk “Getting Better With Metta” (2006), dan “The Secret of Happiness” (2007).

Kehadiran Ajahn Brahm di Bali kali ini merupakan rangkaian terakhir dari roadshow di enam kota di Indonesia, setelah Palembang, Sukabumi, Jakarta, Medan, dan Surabaya. Acara ini sendiri terselenggara berkat kerjasama Keluarga Buddhis Theravada Indonesia (KBTI) Bali bekerjasama dengan Ehipassiko Foundation. “Kehadiran Ajahn Brahm yang begitu dikenal piawai dalam membabarkan Dhamma akan sangat membantu menunjukkan jalan yang berguna agar hidup kita menjadi lebih baik, lebih bermanfaat dan berbahagia. Beliau terkenal karena kesederhanaannya, rasa humornya dan metoda pengajaran Dhamma-nya yang amat mudah dipahami,” demikian Pmd. N. Setiabudi, ketua panitia dhammatalk bersama Ajahn Brahm di Bali.

Pantia sendiri menyiapkan tak kurang dari 1.300 tiket secara cuma-cuma untuk mengikuti acara yang terbilang khusus ini, mengingat sangat sulit bisa bertatap muka langsung dengan Ajahn Brahm di tengah kesibukan dan aktivitas kebhikkuannya. Pemegang tiket juga bisa berdana secara sukarela, yang keseluruhan hasilnya akan disumbangkan untuk pembangunan Vihara Mpu Astapaka di Gilimanuk. Antusias untuk mengikuti acara ini datang dari berbagai kalangan lintas agama juga lintas golongan. Tak heran jika lima hari sebelum acara, tiket sudah habis dipesan. “I come to bring peace, happiness and harmony to all people in Bali,” ujar Ajahn Brahm sesaat sebelum bertolak ke Bali, dari Surabaya.

Tentang Ajahn Brahm
Ajahn Brahmavamso (atau lebih dikenal dengan sebutan Ajahn Brahm) terlahir dari keluarga pekerja di London, Inggris, 7 Agustus 1951 dengan nama Peter Betts. Beliau pernah memenangkan beasiswa untuk kuliah di Cambridge University mempelajari Fisika Teori.

Setelah menamatkan gelar dan mengajar selama setahun, Beliau pergi ke Thailand untuk menjadi Bhikkhu dan akhirnya ditahbiskan di Bangkok pada usia 23 tahun oleh Kepala Vihara Wat Saket kemudian melewatkan sembilan tahun untuk belajar dan berlatih meditasi dalam tradisi hutan di bawah bimbingan Venerable Ajahn Chah Bodhinyana Mahathera (Ajahn Chah). Pada tahun 1983, Beliau diminta membantu pendirian sebuah vihara hutan, Bodhinyana Monastery yang luasnya 100 hektar di dekat Perth, Australia Barat.

Selama 30 tahun sebagai Bhikkhu, lahir dan dididik di Barat, namun terlatih dalam tradisi hutan Thai, Ajahn Brahm telah menghimpun berbagai kisah yang menyentuh, menggelikan dan bermakna mendalam. Dalam kisahnya terdapat banyak cerita mengenai kebenaran hidup yang dapat digunakan meluncur ke tataran kesadaran, kebijaksanaan, cinta kasih dan belas kasih yang lebih mendalam. Pada setiap kisahnya kebenaran tampak nyata.

Ajahn Brahm terkenal karena kesederhanaannya, rasa humornya dan metoda pengajaran Dhamma-nya yang amat mudah dipahami. Saat ini dia menjabat sebagai Kepala Bodhinyana Monastery, Serpentine, Western Australia, Spiritual Director of The Buddhist Society of Western Australia, Spiritual Advisor to the Buddhist Society of Victoria and South Australia, dan Spiritual Patron of the Buddhist Fellowship.

Tahun 2004 Ajahn Brahm menerima penghargaan John Curtin Medal dari Curtin University.


◄ Newer Post Older Post ►