Paduan antara alunan musik, liuk kidung, dan geliat tari yang begitu kompak membuat penonton terpesona. Padahal, hampir semua dialog yang dilontarkan oleh para pemeran adalah bahasa Jawa Medahan (pertengahan) yang tak dimengerti oleh sebagian besar penonton. Dialog verbal yang terlontar itu luluh menjadi bagian dari musik-kidung yang begitu padu. Dan, hal itu memang disengaja oleh Kadek.
Di antara para penonton yang tampak terpesona tersebut terdapat sekitar 100 orang ekspatriat dan 79 orang pelajar dan mahasiswa dari Universitas Udayana. “Mereka adalah penonton yang memesan secara berkelompok sehingga kami tahu dari komunitas mana mereka berasal,” papar Maria Ekaristi yang mengoordinasikan penjualan tiket.
Menurut Eka, total penonton dan undangan yang hadir menyaksikan pementasan ini tak kurang dari 700 orang. Dan, dalam perbincangan setelah pertunjukan usai, beberapa penonton ekspatriat yang hadir menyatakan puas dan berharap agar pementasan semacam ini bisa lebih sering diselenggarakan.
Berita Terkait: Jelang Pentas, 80 Persen Tiket "Sri Tanjung" Terjual
Blog Resmi klik "Sri Tanjung"