ketika aku masih berstatus mahasiswa di kampus ternama di ibukotaku, ada peraan bangga karena aku bisa masuk kuliah di kampus yang lumayan bonafit ini. aku bertemu dengan teman-teman yang rata rata adalah anak orang kaya dengan penampilan yang wah.. rasa minder tentu saja tak bisa aku hilangkan bergitu saja. aku tetap berusaha semangat dan berusaha sekeras mungkin untuk tetap bertahan dan bisa kuliah dikampus ini. pengalaman yang aku dapatkan ketika itu sangatlah banyak. pengalaman hidup sendiri, pengalaman bertahan hidup tanpa orang tua, pengalaman berteman dengan orang" kaya, pengalaman kuliah bersama cewe cewe cantik yang jarang aku temui ketika aku masih di desa dulu.
namun bukan itu alasanku ingin kuliah dikmpus itu, ada alasan lain yang entah kenapa tertanam dalam benakku bahwa" bisa ataupun tidak aku harus tetap kuliah.." apapun kondisinya.
untuk seukuran aku yang baru lulus dari SLTA belumlah banyak pengalaman untuk itu semua, tapi aku juga tak mau menyerah begitu saja. meskipus setiap hari aku harus merasakan sedihnya menjadi anak kos yang kesulitan mandi dan mencuci ( pada saat itu musim kemarau dan sumur dikosan kering). setiap setalah salat magrib aku duduk dan diem, dan saat seperti inilah sangat terasa kesedihan. apalagi saat itu adalah bulan ramadhan dan bulang pertama aku hidup nge-kos. aku terbayang wajah emaku dikampung. aku terbayang wajahnya yang lelah, capek karena seharian disawah. ditambah wajah bapakku yang kumisnya mulai tumbuh rabut putih (YAAlloh ku titipkan mereka kepada-MU). tanpa sadar air matapun ingin keluar.
menjelang magrib aku dan satu temanku, ke masjid dengan harapan dapat makanan untuk buka puasa. yang namanya dimasjid pasti banyak orang, dan sangat sering kamu berdua tidak kebagian kecuali air putih. disamping malu kami juga tak terbiasa karena sebagai orang baru disitu. dan masih malu-malu, maklum baru keluar dari kampung.
YAAlloh ternyata Engkau selalu punya rencana yang baik untuk makhluk-MU. saat saur adalah waktu yang menggelikan plus menyedihkan saat itu, sangat jarang sekali kami bisa saur. dan sangat sering pula ketika sedang masak mie instan untuk saur sudah terdengar adzan subuh.. YAAlloh..mengenaskan..Bersambung
namun bukan itu alasanku ingin kuliah dikmpus itu, ada alasan lain yang entah kenapa tertanam dalam benakku bahwa" bisa ataupun tidak aku harus tetap kuliah.." apapun kondisinya.
untuk seukuran aku yang baru lulus dari SLTA belumlah banyak pengalaman untuk itu semua, tapi aku juga tak mau menyerah begitu saja. meskipus setiap hari aku harus merasakan sedihnya menjadi anak kos yang kesulitan mandi dan mencuci ( pada saat itu musim kemarau dan sumur dikosan kering). setiap setalah salat magrib aku duduk dan diem, dan saat seperti inilah sangat terasa kesedihan. apalagi saat itu adalah bulan ramadhan dan bulang pertama aku hidup nge-kos. aku terbayang wajah emaku dikampung. aku terbayang wajahnya yang lelah, capek karena seharian disawah. ditambah wajah bapakku yang kumisnya mulai tumbuh rabut putih (YAAlloh ku titipkan mereka kepada-MU). tanpa sadar air matapun ingin keluar.
menjelang magrib aku dan satu temanku, ke masjid dengan harapan dapat makanan untuk buka puasa. yang namanya dimasjid pasti banyak orang, dan sangat sering kamu berdua tidak kebagian kecuali air putih. disamping malu kami juga tak terbiasa karena sebagai orang baru disitu. dan masih malu-malu, maklum baru keluar dari kampung.
YAAlloh ternyata Engkau selalu punya rencana yang baik untuk makhluk-MU. saat saur adalah waktu yang menggelikan plus menyedihkan saat itu, sangat jarang sekali kami bisa saur. dan sangat sering pula ketika sedang masak mie instan untuk saur sudah terdengar adzan subuh.. YAAlloh..mengenaskan..Bersambung