Selasa, 17 Februari 2009

Upacara Mapepada di Pura Manik Mas Besakih

Pura Manik Mas, salah satu pura di kompleks Pura Besakih, baru saja usai dipugar. Untuk menyucikan pura tersebut agar dapat digunakan sabagai sarana persembahyangan, pura tersebut ‘diresmikan’ kembali melalui upacara Pamelaspas, Mendem Pedagingan dan Ngenteg Linggih. Serangkaian dengan itu, hari Minggu (15/2/2009) lalu diselenggarakan upacara Mapepada Tawur yaitu upacara penyucian hewan-hewan yang akan digunakan sebagai kurban dalam upacara.

Upacara Mapepada Tawur ini dipimpin oleh Ida Pedanda Wayahan Tianyar dari Griya Menara, Sidemen – Karangasem diikuti oleh para Pemangku Pura Agung Besakih, umat dari Pemaksan Ulun Kulkul dan dari kabupaten Jembrana selaku pangempon (penyokong) pura ini.

Pada upacara Mapepada ini yang disucikan adalah kambing sebagai wewalungan (binatang persembahan) utama. Kambing tersebut disucikan, didoakan dan diiringkan melakukan purwa daksina (berkeliling tiga kali searah putaran jarum jam). Selanjutnya, pada kambing tersebut dilakukan prosesi malepas prani atau peleburan arwah dengan menusukkan secara simbolis tombak keramat ke tubuhnya.

Malam hari dilakukan tahap nyoroh bhakti atau menata sesajen yang akan dipersembahkan pada upacara tawur yang diselenggarakan pada hari Senin 16 Februari 2009. Pada sesaji inilah bagian-bagian tubuh (kepala, kaki dan kulit) binatang tersebut ditempatkan sebagai bagian penting dari sesajen. Keseluruhan sesajen ini disebut sebagai ritual winangun urip atau tatanan upakara agar roh binatang-binatang tersebut meningkat pada status hidup spiritual yang lebih tinggi dari sebelumnya, juga untuk menghilangkan sifat-sifat kebinatangan dalam diri manusia.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, bahwa pada tanggal 25 Maret 2009 akan diselenggarakan upacara sepuluh tahunan Panca Bali Krama di Pura Besakih. Pura Manik Mas adalah satu di antara 18 pura yang tergabung dalam kompleks pura terbesar di Bali itu.

Baca juga:
Melasti Panca Bali Krama, Diperkirakan 1500 Orang


◄ Newer Post Older Post ►