Menurut Prof. Dr. I Wayan Dibia, guru besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar gamelan ini disebut Grantangan, karena instrumen pokoknya terdiri dari tingklik bambu berbentuk gerantang (semacam tabung). Gamelan ini berlaras selendro lima nada (sama seperti gender wayang) dan untuk memainkan instrumen gerantang penabuh memakai 2 panggul. Yang kanan memainkan kekembangan (ornamentasi), sedangkan yang kiri memainkan melodi pokok.
Grantangan pada umumnya terdiri dari: 4 buah gerantang besar, 4 buah gerantang kecil, 1 buah gong kemodong, 1 buah keleneng, 1 pangkon ricik, 1 buah kendang (berukuran sedang), 3 – 4 buah suling dan tawa-tawa. Di beberapa tempat gamelan Joged Bumbung juga dilengkapi dengan beberapa kepyak (sepasang tabung bambu yang pecah), dan juga reyong.