Nasi séla di stan Karangasem yang diawaki oleh Nengah Sekerti (52 tahun) disuguhkan dengan lauk ayam betutu, urab sayur kacang panjang berisi timun dan kacang merah, pindang tongkol, pesan celengis, sambel matah, sambal teri, dan sate kulit ayam. Semuanya diolah dengan bumbu khas Bali yang didominasi rasa terasi dan bebungkilan (kencur, laos, kunyit, jahe, bawang putih).
Dalam racikan Sukerti, rasa bumbu yang menyatu dengan sayur, ikan dan daging membuat rasa ubi yang tercampur dalam nasi luluh. Andaikata tak tahu bahwa ada ubi di dalamnya, kamu pasti akan menyangka nasi yang kamu makan tersebut adalah nasi dari beras tulen!
Di luar ajang PKB, Sukerti biasanya membuka warung makan di jalan Ngurah Rai, Amlapura. Persis di depan RSU Karangasem. Namanya, “Warung Mek Luh”. Selain nasi séla, di warung ini kamu dapat menemukan makanan khas Bali lainnya seperti Ayam Betutu dan Tipat Blayag.
Harga seporsi nasi séla di “Warung Mek Luh” Rp 10 ribu. Murah, kan?