Jumat, 19 Juni 2009

Wrdhi Cwaram, Orkestra Seruling dari Padang Sambian

Dalam musik Bali, seruling sangat jarang ditempatkan sebagai instrumen utama yang berdiri sendiri. Bahkan dalam musik Gambuh yang terdiri dari banyak seruling (dengan ukuran yang panjang dan besar) pun instrumen ini dipadukan dengan instrumen lain untuk membuat sebuah komposisi tertentu. Namun, berbeda dengan yang dilakukan oleh kelompok seni “Werdhi Cwaram”, Padang Sambian- Denpasar, mereka menggunakan seruling sebagai alat instrumen utama untuk menyuguhkan berbagai komposisi.

Kebolehan memainkan komposisi dengan aneka seruling tersebut mereka pertontonkan di arena Pesta Kesenian Bali (PKB), Selasa 16 Juni 2009. Di depan puluhan pengunjung yang mengitari pelataran Gedung Kriya, mereka memainkan gending “Liar Samas” dan “Kempyung”, dua komposisi klasik karya maestro karawatian I Wayan Lotring. Biasanya, kedua komposisi tersebut dibawakan dalam barungan gamelan (orkestrasi Bali lengkap), namun malam itu disuguhkan hanya dengan seruling. Untuk memunculkan timbre dan warna suara yang berbeda, orkes seruling tersebut menggunakan beberapa jenis seruling dengan panjang dan diameter yang berbeda-beda.

Selain memainkan gending klasik, kelompok seni yang dipimpin oleh I Ketut Widianta ini juga memainkan komposisi kreasi baru karya musisi Bali I Wayan Yudana yang berjudul “Petingan Mati Manakan” . Komposisi ini dipilah menjadi tiga bagian quintet (double quartet). Materi bunyi disusun dengan teknik klasik-modern yang penuh kombinasi.

Komposisi lainnya, berjudul “Baskara” karya W. Ary Wijaya, juga menyajikan garapan komposisi klasik-modern yang menawan. Sayangnya, pertunjukan manis ini tak dilengkapi dengan penataan dekorasi panggung dan penataan lampu yang menunjang mood gending-gending yang dimainkan. (abe/jjb)

◄ Newer Post Older Post ►