Ubud sudah dikenal sejak tahun 1930-an. Kala itu pelukis Jerman; Walter Spies dan pelukis Belanda; Rudolf Bonnet menetap di sini dengan bantuan Cokorda Gede Agung Sukawati, bangsawan Puri Agung Ubud. Dari tulisan dan karya mereka nama Ubud kemudian bergaung ke seluruh dunia.
Ubud memiliki kawasan wisata yang sangat beragam, di antaranya adalah:
# Museum Rudana
Museum Rudana merupakan art museum yang berlokasi di Ubud yang didirikan oleh Nyoman Rudana, seorang kolektor lukisan. Museum ini menyimpan lebih dari 400 buah lukisan dan patung hasil karya para maestro Bali dan dunia. Museum ini berada dalam satu kompleks dengan Rudana Fine Art Gallery yang juga milik Rudana.
# Museum Puri Lukisan
Ini adalah museum seni rupa pertama di Bali, yang dikelola oleh swasta. Pendirian museum pada 31 Januari 1956 diprakarsai oleh Cokorda Gede Agung Sukawati, I Gusti Nyoman Lempad serta Rudolf Bonnet, seniman asing yang menetap di Ubud. Museum yang berada di bawah naungan Yayasan Ratna Warta ini di buka secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhammad Yamin.
Di Museum Puri Lukisan kamu bisa melihat gerak perkembangan seni rupa di Ubud, baik seni lukis maupun seni pahatnya. Beberapa karya dari para seniman asing yang berkarya di Ubud seperti: Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smit serta maestro lokal seperti I Gusti Nyoman Lempad, I Gusti Made Deblog, Ida Bagus Made dan yang lainnya.
# Puri Agung Ubud
Puri Agung Ubud terletak tepat di jantung Ubud. Puri ini merupakan sebuah istana di mana raja Ubud menjalankan roda pemerintahannya. Tempat ini, pada masanya, juga menjadi pusat kegiatan seni budaya dan adat masyarakat.
Di Puri Ubud kamu bisa melihat situasi puri di masa lalu. Soalnya, puri ini memiliki tata ruang dan bangunan yang dipertahankan keasliannya hingga kini. Di halaman depan, setelah pintu gerbang, terdapat area yang disebut Ancak Saji. Di sini seminggu sekali diadakan pertunjukan seni tari, bagi wisatawan. Dan setiap hari, dilaksanakan latihan gamelan dari berbagai kelompok seni musik yang ada di Ubud. Semua aktivitas seni semakin mengentalkan suasana Ubud sebagai sebuah desa yang berwawasan kesenian.
# Wanara Wana
Tempat ini lebih populer dengan sebutan Monkey Forest. Memang, dalam bahasa Bali, Wanara Wana berarti hutan kera. Hutan ini berada di wilayah desa adat Padangtegal, sebelah barat Puri Ubud. Di hutan ini terdapat ratusan kera yang telah menghuni kawasan ini selama ratusan tahun. Selain itu di sini juga terdapat Pura Dalem Padangtegal yang memiliki arsitektur serta ornamen yang sangat artistic yang didirikan pada awal abad ke-20.
# Arung Jeram
Di wilayah barat Ubud melintang sungai Ayung. Di sungai ini terdapat banyak aktivitas olahrga air dan petualangan yang ditawarkan beberapa jasa wisata air, di antaranya adalah arung jeram dan kayak. Di sepanjang tebing sungai Ayung yang memiliki pemandangan alam yang memikat terdapat puluhan hotel berbintang yang menawarkan kenyamanan dan ketenangan.
# Akomodasi dan Fasilitas Lain
Di kawasan Ubud terdapat banyak penginapan dalam berbagai jenis seperti bungalow, hotel butik, hotel berbintang maupun villa pribadi. Harga penginapan yang paling murah di wilayah tersebut adalah sekitar Rp 335 ribu per kamar per malam.
Untuk kelas hotel berbintang empat, harga termahalnya sekitar Rp 800 ribu per kamar per malam. Harga tersebut sudah termasuk welcome drink, sarapan pagi untuk dua orang, dan pajak. Di musim-musim padat kunjungan, kamu akan dikenakan Tambahan Biaya Musiman sebesar Rp150 ribu per kamar per malam. Dan, harga-harga kamar tersebut hanya berlaku untuk wisatawan domestik.
Di sepanjang jalan-jalan di Ubud terdapat toko-toko yang menjual barang-barang kerajinan atau baju-baju. Di sini juga terdapat fasilitas ATM berbagai bank sehingga memudahkan kamu jika membutuhkan uang tunai.