Di hadapan 6000 SMA/SMK seantero Denpasar, selain tari Praba Sastra tadi, juga digelar kolaborasi Barong, Wayang, Joged dan Band yang juga digagas oleh siswa-siswa SMA tersebut. Kolaborasi ini didasari oleh semangat persatuan dan tekad untuk bersama-sama menumbuhkan kreativitas untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin sulit. Hal itu mereka teguhkan dalam sebuah deklarasi pemuda yang diwakili oleh para Ketua OSIS, yang mereka namakan dekrarasi “Guna Sarira Murti”, yakni kebangkitan jati diri dalam menghadapi era globalisasi.
Dalam sambutannya, IB Rai Mantra, Walikota Denpasar, memberi apresiasi setinggi-tingginya terhadap kreativitas anak-anak SMA/SMK tersebut dalam menghimpun dan mengorganisir diri lalu menyelenggarakan pagelaran bersama dengan sangat rapi dan tertata.
“Saya melihat pancaran semangat yang menggelora, kecerdasan luar biasa, dan keikhlasan yang dalam dari acara yang terselenggara malam ini,” ucapnya dengan sorot mata berbinar.
Rai Mantra mengatakan bahwa semangat yang selalu baru, kecerdasan berpikir dan keikhlasan bertindak adalah pilar utama dari kreativitas. Itulah olah para tetua Bali dinamakan dengan taksu.
Malam itu, Walikota yang sangat konsens terhadap pembangunan ekonomi kreatif ini mengajak para siswa SMA/SMK itu untuk membangun Monumen Maya, yaitu monumen di dalam diri yang terbuat dari kekuatan daya pikir, keikhlasan tindak, dan semangat yang selalu baru!
“Semakin menyebar kreativitas di masyarakat kita, semakin banyak monumen-monumen maya tersebut bermunculan. Semakin tinggi kreativitas pada diri masyarakat kita maka, semakin menjulang tinggi pula monumen-monumen maya itu,” tandasnya.
Selain pagelaran, di arena tersebut diselenggarakan pula pasar rakyat yang menggelar aneka kuliner khas Bali.