Perusahaan farmasi belum dapat memproduksi vaksin flu babi hingga pertengahan Juli. Pakar vaksin Badan Kesehatan Dunia (WHO) menemukan bahwa virus flu babi atau A/H1N1 ini berkembang sangat cepat sehingga sifat utamanya sulit diketahui.
Perkiraan ini mundur beberapa bulan dari estimasi awal. Sebelumnya, pejabat WHO memprediksi vaksin flu babi dapat mulai dibuat akhir Mei ini.
Kesimpulan ini diambil setelah Direktur Jenderal WHO Margaret Chan dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Ban Ki-moon menemui perwakilan 30 perusahaan farmasi dunia di Jenewa, Swiss, pada Selasa 19 Mei 2009.
Chan mengatakan, produsen farmasi tidak mungkin membuat cukup banyak vaksin untuk memenuhi kebutuhan 6,8 miliar penduduk bumi. Para pakar vaksin WHO juga memperkirakan dapat menghasilkan hampir lima miliar dosis vaksin flu babi selama setahun.
Sebanyak 400 juta dosis akan disalurkan melalui PBB ke negara-negara miskin. Sisanya akan dikirim ke negara maju yang telah menandatangani kontrak untuk mendapatkan vaksin flu babi sesegera mungkin, kecuali Amerika Serikat (AS) yang mengaku masih ragu untuk memesan vaksin dalam jumlah besar.
"Saat ini masih prematur untuk memutuskan jumlah vaksin yang dibutuhkan," ujar Menteri Kesehatan dan Layanan Masyarakat AS Kathleen Sebelius kepada wartawan di Jenewa.
Sejak wabah ini merebak April lalu, sebanyak 79 orang telah tewas akibat flu babi. Sebanyak 72 korban berasal dari Meksiko, lima di AS, satu di Kanada, dan seorang lagi di Kosta Rika. (vivanews.com)
Perkiraan ini mundur beberapa bulan dari estimasi awal. Sebelumnya, pejabat WHO memprediksi vaksin flu babi dapat mulai dibuat akhir Mei ini.
Kesimpulan ini diambil setelah Direktur Jenderal WHO Margaret Chan dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Ban Ki-moon menemui perwakilan 30 perusahaan farmasi dunia di Jenewa, Swiss, pada Selasa 19 Mei 2009.
Chan mengatakan, produsen farmasi tidak mungkin membuat cukup banyak vaksin untuk memenuhi kebutuhan 6,8 miliar penduduk bumi. Para pakar vaksin WHO juga memperkirakan dapat menghasilkan hampir lima miliar dosis vaksin flu babi selama setahun.
Sebanyak 400 juta dosis akan disalurkan melalui PBB ke negara-negara miskin. Sisanya akan dikirim ke negara maju yang telah menandatangani kontrak untuk mendapatkan vaksin flu babi sesegera mungkin, kecuali Amerika Serikat (AS) yang mengaku masih ragu untuk memesan vaksin dalam jumlah besar.
"Saat ini masih prematur untuk memutuskan jumlah vaksin yang dibutuhkan," ujar Menteri Kesehatan dan Layanan Masyarakat AS Kathleen Sebelius kepada wartawan di Jenewa.
Sejak wabah ini merebak April lalu, sebanyak 79 orang telah tewas akibat flu babi. Sebanyak 72 korban berasal dari Meksiko, lima di AS, satu di Kanada, dan seorang lagi di Kosta Rika. (vivanews.com)