SALAH satu barang bukti yang dipegang penyidik guna mengungkap pembunuhan Direktur PRB, Nasrudin Zulkarnaen adalah ancaman dan teror yang dikirimkan melalui pesan singkat (SMS) dari ponsel Antasari Azhar. Pakar teknologi informasi dan telematika Roy Suryo (foto) memastikan kalau pesan singkat (SMS) yang dikirimkan melalui ponsel pengirimnya kepada seseorang tapi dapat saja diterima namun bukan dengan identitas pengirim sms sesungguhnya.
“Misalkan si X mengirim SMS kepada Z, tapi dengan cara tertentu maka bukannya identitas X yang muncul saat SMS tersebut diterima di HP-nya Z. Namun bisa saja identitasnya Y yang memang dipilih atau didompleng si X itu,” terang Roy Suryo.
Caranya, spesifikasi teknis mesin maka sebagian besar ponsel di Indonesia hanya mampu membaca nomer panggilan atau nomer pengirim SMS maksimal 7 angka digital terakhir. “Tapi rata-ratanya kemampuan membacanya 5 angka terakhir saja,” ungkapnya.
Diterangkannya lagi, misalnya nomer si Y itu 0813 99 61666, maka si X mengirimnya dengan nomer 0813 88 61666. “Begitu SMS diterima oleh Z maka yang muncul namanya Y karena 5 angka dibelakangnya sudah sama. Silakan anda coba beli saja nomer yang 5 angka sampai 7 angka dibelakangnya sama,” terangnya lagi. Ia juga memastikan kalau ponsel komunikator jenis Nokia E90 atau Black Berry sudah mampu membaca angka pengirimnya hingga 9 angka digital.
Selain itu, anggota layanan email berbayar pasti mendapat layanan pengiriman SMS. “Dengan mengirim SMS via email itu lebih dasyat lagi Mas, anda tinggal pilih menggunakan nomer siapa pun untuk mengirimkan SMS ke orang yang anda tuju.
Misalkan anda mengirim SMS via email dengan nomer HP-nya X ke nomer Hp-nya Z. Maka jika nomer HP-nya X kebetulan disimpan di memori HP-nya Z, maka yang muncul sudah tentu namanya X. padahal yang kirim SMS itu anda,” paparnya lagi.
Bagaimana mengantisipasinya “? “Tidak bisa diantispasi. Korban penipuan ini sudah sangat banyak ini. Pelakunya mengirim SMS dengan menggunakan nomer HP-nya pejabat. Jika dicek di message centre yang muncul nomer +49 00000 dari Ingris Raya atau nomer USA atau nomer Eropa,” jelasnya.
Tapi hanya ponsel Black Berry yang bisa mengecek di bagian use detail dalam layanan ponsel. Diterangkannya, jika menggunakan operator Indosat maka yang muncul nomor +62.816 145, M3 +62855 00000, Telkomsel +62 811 000000, Pro XL +62 818 4599. “Kalau Black Berry type tertentu yang muncul web to SMS. Itu bedanya HP murah dengan Hp mahal,” katanya lalu tertawa.
Artinya, bisa saja SMS berisi ancaman yang tersimpan di ponsel Nokia E90 milik Nazrudin Zulkarnaen bukannya dikirimkan Antasari Azhar tapi oleh seseorang dengan menggunakan layananan web to email dengan cara menggunakan/mendompleng nomer ponsel Antasari secara illegal. “Kreasi semacam itu bisa saja Mas, apalagi teknologi adalah hasil rekayasa juga,” tukasnya.
Makanya untuk memastikan, lanjut Roy, identitas sesungguhnya si pengirim SMS sebagai bukti teknis, caranya harus dilakukan cross-check dengan data CDRI (Call Data Record Information) yang dikeluarkan operator untuk memastikan terjadinya traffic komunikasi dimaksud.
Selain itu, bukti teknis lainnya, mengecek nomer pengirim SMS yang sesungguhnya yakni nomer pengirim full_text dari Message Center Number (MCN) dan Call Data Record Information (CDRI) dari operator jaringan telepon untuk mendapatkan ELT (Event List Text File). “Baru kemudian content-nya dimaknai ahli bahasa. Begitu Mas,” beber peraih kursi DPR RI untuk Partai Demokrat dari daerah pemilihan Yogyakarta ini.
Di akhir keterangannya, ia mengatakan sesuai UU RI No.11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik kalau bukti SMS dapat diajukan ke muka pengadilan namun tetap diperlukan alat bukti CDRI (Call Data Record Information), maupun data MCN (Massage Center Number) dan ELT (Event List text File) dari operator jaringan telepon untuk menguatkan bukti SMS itu. (posmetro-medan.com)
“Misalkan si X mengirim SMS kepada Z, tapi dengan cara tertentu maka bukannya identitas X yang muncul saat SMS tersebut diterima di HP-nya Z. Namun bisa saja identitasnya Y yang memang dipilih atau didompleng si X itu,” terang Roy Suryo.
Caranya, spesifikasi teknis mesin maka sebagian besar ponsel di Indonesia hanya mampu membaca nomer panggilan atau nomer pengirim SMS maksimal 7 angka digital terakhir. “Tapi rata-ratanya kemampuan membacanya 5 angka terakhir saja,” ungkapnya.
Diterangkannya lagi, misalnya nomer si Y itu 0813 99 61666, maka si X mengirimnya dengan nomer 0813 88 61666. “Begitu SMS diterima oleh Z maka yang muncul namanya Y karena 5 angka dibelakangnya sudah sama. Silakan anda coba beli saja nomer yang 5 angka sampai 7 angka dibelakangnya sama,” terangnya lagi. Ia juga memastikan kalau ponsel komunikator jenis Nokia E90 atau Black Berry sudah mampu membaca angka pengirimnya hingga 9 angka digital.
Selain itu, anggota layanan email berbayar pasti mendapat layanan pengiriman SMS. “Dengan mengirim SMS via email itu lebih dasyat lagi Mas, anda tinggal pilih menggunakan nomer siapa pun untuk mengirimkan SMS ke orang yang anda tuju.
Misalkan anda mengirim SMS via email dengan nomer HP-nya X ke nomer Hp-nya Z. Maka jika nomer HP-nya X kebetulan disimpan di memori HP-nya Z, maka yang muncul sudah tentu namanya X. padahal yang kirim SMS itu anda,” paparnya lagi.
Bagaimana mengantisipasinya “? “Tidak bisa diantispasi. Korban penipuan ini sudah sangat banyak ini. Pelakunya mengirim SMS dengan menggunakan nomer HP-nya pejabat. Jika dicek di message centre yang muncul nomer +49 00000 dari Ingris Raya atau nomer USA atau nomer Eropa,” jelasnya.
Tapi hanya ponsel Black Berry yang bisa mengecek di bagian use detail dalam layanan ponsel. Diterangkannya, jika menggunakan operator Indosat maka yang muncul nomor +62.816 145, M3 +62855 00000, Telkomsel +62 811 000000, Pro XL +62 818 4599. “Kalau Black Berry type tertentu yang muncul web to SMS. Itu bedanya HP murah dengan Hp mahal,” katanya lalu tertawa.
Artinya, bisa saja SMS berisi ancaman yang tersimpan di ponsel Nokia E90 milik Nazrudin Zulkarnaen bukannya dikirimkan Antasari Azhar tapi oleh seseorang dengan menggunakan layananan web to email dengan cara menggunakan/mendompleng nomer ponsel Antasari secara illegal. “Kreasi semacam itu bisa saja Mas, apalagi teknologi adalah hasil rekayasa juga,” tukasnya.
Makanya untuk memastikan, lanjut Roy, identitas sesungguhnya si pengirim SMS sebagai bukti teknis, caranya harus dilakukan cross-check dengan data CDRI (Call Data Record Information) yang dikeluarkan operator untuk memastikan terjadinya traffic komunikasi dimaksud.
Selain itu, bukti teknis lainnya, mengecek nomer pengirim SMS yang sesungguhnya yakni nomer pengirim full_text dari Message Center Number (MCN) dan Call Data Record Information (CDRI) dari operator jaringan telepon untuk mendapatkan ELT (Event List Text File). “Baru kemudian content-nya dimaknai ahli bahasa. Begitu Mas,” beber peraih kursi DPR RI untuk Partai Demokrat dari daerah pemilihan Yogyakarta ini.
Di akhir keterangannya, ia mengatakan sesuai UU RI No.11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik kalau bukti SMS dapat diajukan ke muka pengadilan namun tetap diperlukan alat bukti CDRI (Call Data Record Information), maupun data MCN (Massage Center Number) dan ELT (Event List text File) dari operator jaringan telepon untuk menguatkan bukti SMS itu. (posmetro-medan.com)