Kedatangan sembilan pasien caleg setengah gila di Wisma Rehabilitasi Mental, Sosial, dan Narkoba yang terletak di Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, tersebut disambut baik oleh Sumanto.
Masih ingat Sumanto? Sumanto yang pernah mendapat julukan sebagai manusia pemakan mayat itu sekarang bekerja di wisma tersebut. Pria ini dengan tersenyum tampak menemani caleg perempuan setengah gila yang lumayan cantik. "Saya senang bisa menemani mereka karena lumayan cantik," katanya.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, Wisma Rehabilitasi Mental, Sosial, dan Narkoba di Desa Bungkanel, menyiapkan 25 kamar khusus bagi caleg yang stres akibat kalah dalam Pemilu 9 April itu.
Ke-25 kamar yang disiapkan tersebut masing-masing berukuran 3 x 4 meter yang dilengkapi dengan kamar tidur, lemari pakaian, dan kamar mandi.
Kamar yang disiapkan itu terbagi 15 untuk laki-laki dan 10 untuk perempuan, serta keluarga yang menunggunya akan diberi fasilitas tidur dan makan gratis.
Mengenai metode perawatan yang dijalankan, dia mengatakan, para pasien akan ditangani secara medis dan spiritual melalui siraman rohani setiap selesai shalat. Selain itu, dilakukan pula terapi mandi malam, istigasah, dan tahlilan.
Wisma rehabilitasi tersebut saat ini memiliki 300 pasien gangguan mental dan narkoba yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, yang 100 orang di antaranya menjalani rawat inap. (kompas.com)
Masih ingat Sumanto? Sumanto yang pernah mendapat julukan sebagai manusia pemakan mayat itu sekarang bekerja di wisma tersebut. Pria ini dengan tersenyum tampak menemani caleg perempuan setengah gila yang lumayan cantik. "Saya senang bisa menemani mereka karena lumayan cantik," katanya.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, Wisma Rehabilitasi Mental, Sosial, dan Narkoba di Desa Bungkanel, menyiapkan 25 kamar khusus bagi caleg yang stres akibat kalah dalam Pemilu 9 April itu.
Ke-25 kamar yang disiapkan tersebut masing-masing berukuran 3 x 4 meter yang dilengkapi dengan kamar tidur, lemari pakaian, dan kamar mandi.
Kamar yang disiapkan itu terbagi 15 untuk laki-laki dan 10 untuk perempuan, serta keluarga yang menunggunya akan diberi fasilitas tidur dan makan gratis.
Mengenai metode perawatan yang dijalankan, dia mengatakan, para pasien akan ditangani secara medis dan spiritual melalui siraman rohani setiap selesai shalat. Selain itu, dilakukan pula terapi mandi malam, istigasah, dan tahlilan.
Wisma rehabilitasi tersebut saat ini memiliki 300 pasien gangguan mental dan narkoba yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, yang 100 orang di antaranya menjalani rawat inap. (kompas.com)