Senin, 13 April 2009

Long Weekend, Akses ke Besakih Macet Berat

Menginjak hari ke-16 rangkaian upacara Panca Bali Krama dan Batara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, hari Minggu (12/4) kemarin umat yang datang untuk bersembahyang membludak hebat. Para Pemangku yang bertugas di Pura Penataran Agung memperkirakan sekitar 40 ribu umat hadir di pura terbesar di Bali tersebut sejak subuh hingga malam hari. Pada puncak kepadatan, luapan kedatangan tersebut membuat kawasan Pura Agung Besakih tak ubahnya lautan manusia. Jalan utama menuju kawasan Besakih pun sempat macet total beberapa jam lamanya. Kemacetan dimulai dari Desa Rendang, sekitar empat kilometer dari Besakih.

Kepadatan kendaraan di jalur yang menanjak tersebut membuat beberapa kendaraan hangus kampas koplingnya dan mogok. Hal ini semakin memperparah kemacetan yang ada.

Di kawasan pura sendiri, arus ribuan manusia tersebut sempat macet total. Kemacetan tersebut terjadi di sisi kanan Pura Penataran Agung, yakni pada jalur menuju pura-pura Pedharmaan (tempat pemujaan leluhur klan-klan yang ada di Bali).

Titik kepadatan tertinggi adalah di depan Pedharmaan Ratu Pasek dan Pedharmaan Dalem Sukawati. Karena kedua pedharmaan ini terletak di tengah-tengah, sehingga arus ribuan manusia tersebut tertahan di depan kedua gerbang pura tersebut. Di tengah sengatan cahaya matahari yang begitu terik, tak pelak beberapa umat mengalami kelelahan dan pingsan. Namun berkat ketersediaan pos-pos kesehatan dan kesigapan petugas medis, hal-hal fatal akibat kesesakan tersebut tak sampai terjadi.

“Lonjakan luar biasa ini terjadi sejak Kamis malam lalu, tapi yang paling hebat hari ini,” ungkap I Gusti Gde Mangku Manik Kubayan, Pemangku senior yang setiap hari melayani umat di Pura Penataran Agung. Gusti Mangku menduga liburan akhir pekan yang panjang sejak Jumat hingga Minggu membuat luapan umat ini sangat membludak.

“Ini juga saya duga akibat limpahan umat yang nangkil (bersembahyang) di Pura Batur yang hari-hari upacaranya bersamaan,” imbuhnya.

Untunglah bludakan tersebut tak sampai mengganggu kekhidmatan umat bersembahyang. Pengaturan shift bagi umat yang hendak masuk ke pura Penataran Agung dan pura-pura lainnya membuat suasana persembahyangan menjadi tertib.

Namun demikian, kepadatan tersebut membuat beberapa umat terpisah dari rombongannya. Hingga petang, tak kurang dari 19 laporan masuk ke panitia. Mereka mengadukan telah ‘kehilangan’ anak, istri atau anggota keluarga lainnya. Setelah diumumkan, dalam beberapa menit semua keluarga/rombongan yang terpisah tersebut dapat bertemu kembali. Semisal
Made Santa (delapan tahun) dan Ida Bagus Ade (sembilan tahun) yang sempat terpisah dari orangtuanya, setelah diumumkan melalui pengeras suara dapat ditemukan kembali beberapa saat kemudian.

Tentang kepadatan umat yang datang ini, Bendesa (ketua) Adat Desa Besakih, I Wayan Gunatra memperperkirakan bahwa hal tersebut tak akan terjadi pada hari-hari kerja.

“Menurut pengalaman, kepadatan terjadi pada Sabtu malam hingga minggu dini hari,” paparnya.

Sementara itu pihak Kepolisian yang bertanggungjawab atas kelancaran arus lalu-lintas terus-menerus mengimbau masyarakat agar mengikuti saran-saran yang telah mereka sampaikan untuk menghindari kemacetan.

“Saudara-saudara saya, saya mohon kepada anda untuk menggunakan jalur yang disarankan petugas, memarkir kendaraan di tempat yang telah disediakan, gunakan mobil dengan kapasitas maksimal 27 tempat duduk, dan tidak memarkir kendaraannya di badan jalan,” ucap Kapolsek Rendang AKP I Ketut Badra.

Nah, bagi kamu yang hendak berwisata ke Pura Besakih, pilihlah hari yang tepat agar kunujunganmu menyenangkan (jjb/ae).
◄ Newer Post Older Post ►