"Beberapa alasan kenapa harus JK cawapres SBY adalah pertama, harmonisasi hubungan selama 5 tahun menjadi indikator kecocokan antara SBY-JK. Kedua, JK siap untuk tidak popular dalam membuat terobosan kebijakan," sebut mantan Ketua Umum PB HMI M Fachruddin melalui SMS kepada INILAH.COM di Jakarta, Kamis (16/4).
Ketiga, lanjut dia, sikap parlemen Partai Golkar yang konsisten dalam mengawal koalisi SBY-JK. Keempat, wawasan dan pengalaman JK yang luas dalam pengelolaan pemerintahan. Kelima, JK mendeklarasikan akan maju dalam kampanye adalah sesuatu yang harus dilakukan, mengingat Golkar adalah partai politik besar dan pemenang Pemilu 2004.
"Tentunya posisi JK sangat dilematis antara keinginan untuk menjaga harmonisasi hubungannya denga SBY dan tuntutan internal sebagai partai besar. Dan pernyataan Mubarok adalah pintu berkah, sehingga ada alasan JK untuk membangkitkan harga diri warga Golkar. Tanpa sikap itu, pasti JK akan menjadi bulan-bulanan dan dianggap penyebab utama menurunnya suara Golkar," ujar Fachruddin.
Keenam, sambung dia, gesekan kecil yang mungkin terjadi antara SBY-JK adalah hal yang wajar. Sebab Golkar kekuatan mayoritas, dan Golkar merasa punya peran besar dalam mengamankan kebijakan pemerintah di parlemen.
"Ketujuh, dalam posisi di bawah Partai Demokrat, tentu Golkar akan tahu diri dalam melihat positioning mereka. Kedelapan, pada figur JK terintegrasi berbagai kelompok keagamaan, baik Islam modernis maupun Islam tradisional," sebut Fachruddin. (inilah.com)