Patung perunggu yang menampilkan sosok Pahlawan Puputan Margarana tersebut tiba akhir pekan lalu dari tempat pembuatannya di Yogyakarta. Saat peletakannya di atas pondasi, Jalan Kartika Plaza, Kuta ditutup selama beberapa jam untuk menghindarkan terjadinya kemacetan lalu-lintas di daerah tersebut. Semua kendaraan yang menuju atau dari jalan tersebut dialihkan melalui jalan alternatif.
Jika dirangkai, angka-angka yang nenunjukkan jumlah air mancur, tinggi patung, dan lebar pondasi, semua itu melambangkan 17 - 8 – 1945 atau hari kemerdekaan Republik Indonesia, sebuah hari yang sakral, yang oleh Ngurah Rai dipertahankan dengan segenap jiwa raganya.
Pembangunan patung Ngurah Rai di kawasan bandara internasional di Tuban, Kabupaten Badung ini satu paket dengan pembangunan sepasang gapura yang menjulang tinggi tak jauh dari lokasi tersebut. Tahun lalu, di sela pemaparan konsep pembangunan patung dan candi bentar tersebut di depan Bupati Badung, kepada Antara, pelaksana tugas General Manager PT (Persero) Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai, I Ketut Erdi Nuka, SE,MM mengatakan bahwa pembangunan tersebut selain dimaksudkan untuk menunjukkan identitas Bali, juga untuk memberikan kesan khusus bagi wisatawan mau pun tamu lainnya yang datang atau pergi via Bandara.
Dibanding dengan patung Ngurah Rai (lama) yang terletak dipertigaan Jalan Bypass – Bandara, lokasi serta bentuk patung jauh lebih menarik. Bukan hanya tinggi dan besarnya saja, area sekitar untuk menikmati keindahan patung tersebut pun lebih luas, aman, dan nyaman. Jika ditata dengan tepat, kawasan ini dapat menjadi tempat menunggu yang baik bagi para wisatawan atau penjemput sebelum pesawat tiba (ae/jjb).