Ramalan Mama Laurent bahwa seekor kura-kura raksasa di salah satu kota di Jawa Tengah minta "dimandiin" langsung membuat heboh warga Jepara.
Maklum, di tepi Pantai Kartini Jepara berdiri patung kura-kura raksasa seperti baru saja mendarat dari laut. Bangunan tersebut merupakan akuarium yang menyatu dengan kompleks wisata Pantai Kartini Jepara.
Tidak sedikit warga Jepara gelisah, karena kura-kura yang dimaksudkan Mama Laurent adalah patung kura-kura itu. Bukan itu saja, kata minta "dimandiin" ini banyak ditafsirkan semacam sebuah wangsit bakal terjadi bencana tsunami di perairan Jepara.
Tak pelak, tafsir itu pun berkembang dan berubah menjadi isu yang kuat dalam beberapa pekan terakhir. Setiap hujan deras disertai angin, mereka langsung teringat ramalan tersebut. Namun, sebagai umat beragama, warga setempat segera doa bersama dan istighotsah.
"Terus terang, dibilang percaya ramalan, saya tidak percaya. Dibilang tidak percaya, namun beberapa ramalan Mama Laurent sering menjadi kenyataan. Kami waswas jika ramalan itu menjadi kenyataan. Beberapa waktu lalu, sudah ada warga dari daerah lain yang melakukan selamatan di pantai. Kami dan warga lain sedang menyusun acara serupa," kata Agus, warga Desa Bulu Jepara yang tidak jauh dari Pantai Kartini, saat ditemui, Rabu 22 April.
Sementara, Bupati Jepara Hendro Martojo meminta masyarakat agar tidak mudah terpengaruh dengan ramalan seperti itu. Menurut Bupati, bencana dapat datang kapan saja dan itu sepenuhnya kehendak Tuhan.
"Jangan berlebihan menyikapi ramalan tersebut. Satu yang lebih utama adalah, marilah kita berdoa untuk keselamatan bersama," ujar Bupati. (okezone.com)
Maklum, di tepi Pantai Kartini Jepara berdiri patung kura-kura raksasa seperti baru saja mendarat dari laut. Bangunan tersebut merupakan akuarium yang menyatu dengan kompleks wisata Pantai Kartini Jepara.
Tidak sedikit warga Jepara gelisah, karena kura-kura yang dimaksudkan Mama Laurent adalah patung kura-kura itu. Bukan itu saja, kata minta "dimandiin" ini banyak ditafsirkan semacam sebuah wangsit bakal terjadi bencana tsunami di perairan Jepara.
Tak pelak, tafsir itu pun berkembang dan berubah menjadi isu yang kuat dalam beberapa pekan terakhir. Setiap hujan deras disertai angin, mereka langsung teringat ramalan tersebut. Namun, sebagai umat beragama, warga setempat segera doa bersama dan istighotsah.
"Terus terang, dibilang percaya ramalan, saya tidak percaya. Dibilang tidak percaya, namun beberapa ramalan Mama Laurent sering menjadi kenyataan. Kami waswas jika ramalan itu menjadi kenyataan. Beberapa waktu lalu, sudah ada warga dari daerah lain yang melakukan selamatan di pantai. Kami dan warga lain sedang menyusun acara serupa," kata Agus, warga Desa Bulu Jepara yang tidak jauh dari Pantai Kartini, saat ditemui, Rabu 22 April.
Sementara, Bupati Jepara Hendro Martojo meminta masyarakat agar tidak mudah terpengaruh dengan ramalan seperti itu. Menurut Bupati, bencana dapat datang kapan saja dan itu sepenuhnya kehendak Tuhan.
"Jangan berlebihan menyikapi ramalan tersebut. Satu yang lebih utama adalah, marilah kita berdoa untuk keselamatan bersama," ujar Bupati. (okezone.com)