Entah kenapa ikan asin khas Singaraja ini dinamakan demikian. Barangkali karena berkaitan dengan proses pembuatannya. Untuk membuat sudang lepet yang menurut penggemarnya gurihnya nggak ketulungan ini, mula-mula ikan harus dibersihkan. Setelah itu ikan tersebut dipanggang di atas kayu yang membara sambil terus dipukul-pukuli dengan alat khusus. Dipukulinya bukan di bagian atas saja, bagian bawahnya juga. Proses pembuatan yang demikian itulah yang membuat ikan menjadi pipih dan renyah seperti krupuk.
Di Bali, kecuali di Singaraja, sudang lepet tidak terlalu mudah di dapat. Di Denpasar, warung yang menyediakan sudang lepet dapat dihitung dengan jari sebelah tangan.
Meski banyak diminati, pasokan sudang lepet ini masih begitu terbatas. Hal ini lantaran pasokan bahan bakunya kerap seret. Maklum, ikan yang digunakan untuk membuat sudang lepet adalah ikan khusus (?) yang didapat di perairan Madura.
Sejauh ini, harga hasil olahan ikan ini relatif murah. Satu kemasan dibandrol dengan harga Rp 10 ribu saja. Kemasan tersebut berisi enam sudang lepet berukuran sebesar telapak tangan orang dewasa, atau sepuluh sudang lepet berukuran kecil
Pasangan yang kompak untuk menikmati sudang lepet ini adalah jukut undis dan plecing kangkung. Jukut undis adalah sayur kuah yang terbuat dari undis (kara hitam). Sedangkan plecing kangkung adalah kangkung yang diurap dengan bumbu khusus.
Ingin menyicipi sudang lepet? Pergilah ke Singaraja, kalian akan menemukan banyak warung yang menyediakan makanan tersebut. Kalau tak sempat, coba datang ke Warung Mira di jalan Katrangan No. 41 Denpasar -- sekitar empat kilometer dari pantai Sanur. Di warung tersebut kamu akan menemukan sudang lepet dengan cita rasa yang tak kalah dengan sudang lepet yang tersedia di Singaraja. (ae/jjb).