Pendiri Pusat Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu Muhyidin Al Mudra menuntut klarifikasi dari gitaris kelompok musik Slank Ridho Hafiedz terkait pernyataan di media online yang dinilai menyinggung warga Melayu.
"Saya kira pernyataan itu yang menyinggung masyarakat Melayu. Ridho harus menjelaskan konteksnya," ujar Mahyudin, 50 tahun, ketika dihubungi, Jumat (15/5).
Dalam berita bertajuk "Ridho 'Slank' Malu Musik Indonesia Diracuni Melayu" pada Jumat (8/5), Ridho dikutip mengatakan, "Gue speechless kalau ngomongin itu. Kita degradasi musik Indonesia. Wah gue nggak bisa ngomong apa-apa. Gue malu ngeliatnya."
Menurut Mahyudin, pernyataan Ridho tersebut membuat warga Melayu tersinggung. Bahkan, lanjut Mahyudin, reaksi keras juga muncul dari negara serumpun seperti Malaysia.
"Jangan karena merasa tersaingi band seperti ST 12 dan Kangen (Band) lantas mengeluarkan pernyataan seperti itu," lanjut Mahyudin.
Mahyudin menilai pernyataan Ridho tersebut justru bakal merugikan Slank. Pasalnya, beberapa komentar di situs Melayuonline.com yang dikelola Mahyudin mengancam untuk memboikot Slank.
Dalam waktu dekat, Mahyudin akan mengirimkan surat permintaan klarifikasi ke Ridho melalui manajemen Slank. "Bulan ini kita akan kirimkan permohonan klarifikasi. Kita lihat tanggapannya. Jika ia merasa salah, kami minta ia meminta maaf. Jika tidak, ya kita teruskan," ujar Mahyudin.
Mahyudin tidak menutup kemungkinan untuk mensomasi Ridho jika Ridho tidak meminta maaf. "Kita sedang konsolidasi (dengan pihak pengacara)," kata Mahyudin.
Menurut Mahyudin, Ridho juga harus menjelaskan di bagian mana unsur Melayu membuat musik Indonesia terdegradasi. "Dia tidak boleh men-judge seperti itu. Belum tentu musik Slank lebih baik dari musik Melayu," tegas Mahyudin. "Apakah musik Slank itu musik Indonesia?"
Mahyudin adalah pendiri Pusat Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu pada 2001. Dari Pusat Kajian tersebut, lahirlah portal MelayuOnline.com.
Menanggapi hal tersebut manajer Slank, Iffet Viceha Sidharta, mengatakan Ridho tidak pernah melecehkan musik Melayu seperti yang diberitakan media massa.
"Ridho nggak ngomongin musik Melayu," ujar Iffet Viceha Sidharta, yang biasa disapa Bunda Iffet, Jumat (15/5). Karena itu, Bunda Iffet meminta Pusat Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu lebih dahulu mengklarifikasi media yang menulis berita tersebut sebelum menghubungi Ridho. (tempointeraktif.com)
"Saya kira pernyataan itu yang menyinggung masyarakat Melayu. Ridho harus menjelaskan konteksnya," ujar Mahyudin, 50 tahun, ketika dihubungi, Jumat (15/5).
Dalam berita bertajuk "Ridho 'Slank' Malu Musik Indonesia Diracuni Melayu" pada Jumat (8/5), Ridho dikutip mengatakan, "Gue speechless kalau ngomongin itu. Kita degradasi musik Indonesia. Wah gue nggak bisa ngomong apa-apa. Gue malu ngeliatnya."
Menurut Mahyudin, pernyataan Ridho tersebut membuat warga Melayu tersinggung. Bahkan, lanjut Mahyudin, reaksi keras juga muncul dari negara serumpun seperti Malaysia.
"Jangan karena merasa tersaingi band seperti ST 12 dan Kangen (Band) lantas mengeluarkan pernyataan seperti itu," lanjut Mahyudin.
Mahyudin menilai pernyataan Ridho tersebut justru bakal merugikan Slank. Pasalnya, beberapa komentar di situs Melayuonline.com yang dikelola Mahyudin mengancam untuk memboikot Slank.
Dalam waktu dekat, Mahyudin akan mengirimkan surat permintaan klarifikasi ke Ridho melalui manajemen Slank. "Bulan ini kita akan kirimkan permohonan klarifikasi. Kita lihat tanggapannya. Jika ia merasa salah, kami minta ia meminta maaf. Jika tidak, ya kita teruskan," ujar Mahyudin.
Mahyudin tidak menutup kemungkinan untuk mensomasi Ridho jika Ridho tidak meminta maaf. "Kita sedang konsolidasi (dengan pihak pengacara)," kata Mahyudin.
Menurut Mahyudin, Ridho juga harus menjelaskan di bagian mana unsur Melayu membuat musik Indonesia terdegradasi. "Dia tidak boleh men-judge seperti itu. Belum tentu musik Slank lebih baik dari musik Melayu," tegas Mahyudin. "Apakah musik Slank itu musik Indonesia?"
Mahyudin adalah pendiri Pusat Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu pada 2001. Dari Pusat Kajian tersebut, lahirlah portal MelayuOnline.com.
Menanggapi hal tersebut manajer Slank, Iffet Viceha Sidharta, mengatakan Ridho tidak pernah melecehkan musik Melayu seperti yang diberitakan media massa.
"Ridho nggak ngomongin musik Melayu," ujar Iffet Viceha Sidharta, yang biasa disapa Bunda Iffet, Jumat (15/5). Karena itu, Bunda Iffet meminta Pusat Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu lebih dahulu mengklarifikasi media yang menulis berita tersebut sebelum menghubungi Ridho. (tempointeraktif.com)