"Sebenarnya, cuaca bisa dikaitkan dengan kondisi alam saat dia memerintah. Misalnya bencana, cuaca yang tidak bersahabat saat orang terkait datang kesuatu tempat atau acara. Namun, banyak orang yang tidak mempercayai sisi mistik itu,'' kata Ki Joko Bodo, saat berbincang dengan INILAH.COM, di Jakarta, Senin (30/3).
Apabila diartikan dengan kekuatan mistik, kata Ki Joko, antara alam dengan pemimpinnya akan saling mempengaruhi. Misalnya saja, kenapa saat SBY memerintah, Indonesia terus dilanda musibah.
Di antaranya, tsunami di Aceh, gempa bumi dan gunung meletus di berbagai tempat, dan yang terakhir adalah tragedi jebolnya tanggul Situ Gintung. "Walaupun saya bilang ya. Bahwa memang ada hubungannya antara alam dengan pemimpin. Bahwa SBY itu tak lekang oleh bencana. Makanya saya bilang, SBY tak akan lanjut memimpin dua kali," ujarnya.
Walaupun masih masih terkait kondisi alam, Ki Joko membatasi masalah cuaca yang menurutnya tidak berhubungan dengan pengaruh atas politik. Ia kemudian membandingkan cuaca yang terjadi saat SBY dan JK berkampanye bagi partainya masing-masing di tempat yang sama dengan waktu berbeda.
"Jadi jelas kalau cuaca, jangan dikaitkan dengan mistik yang dimiliki salah satu pemimpin. Melainkan siapakah pihak yang memiliki kantong tebal untuk mengarahkan hujan. Hanya sedeikit kaitannya dengan pemimpin," tutupnya. (inilah.com)