Jumat, 03 April 2009

Rumah Di Pinggir Jalan, Awas Rematik!

Anda tinggal di pinggir jalan raya. Mulai sekarang mungkin harus berpikir ulang.

Ternyata tinggal di dekat jalan raya utama bisa meningkatkan risiko rheumatoid arthritis atau penyakit yang disebut dengan rematik. Demikian hasil satu studi yang dilakukan oleh beberapa peneliti AS.

Seperti dikutip Antara dari Xinhuanet, Jumat (3/4), penelitian itu juga menyebutkan, perempuan yang tinggal dalam jarak 50 meter dari persimpangan jalan atau jalan utama dengan banyak jalur, menghadapi kemungkinan 31% lebih tinggi terserang risiko itu dibandingkan dengan mereka yang tinggal dalam jarak lebih dari 200 meter dari jalan utama,

Studi itu juga mendapati perempuan yang tinggal dalam jarak 50 meter dari jalan raya merupakan kelompok yang memiliki risiko lebih besar, yaitu 63%.

Studi itu mendasari temuannya pada analisis catatan 90.000 perempuan dan pengukuran jarak antara rumah masing-masing perempuan itu dan jalan raya utama yang paling dekat.

"Bahkan setelah memperhitungkan dampak usia, ras, jenis kelamin, status sosial-ekonomi dan kebiasaan merokok, meningkatnya risiko bagi perempuan yang tinggal di dekat jalan raya utama tetap lebih tinggi," kata Jaime Hart, rekan peneliti di Channing Laboratory di Brigham dan Women's Hospital di Boston, AS, dalam studi itu.

Faktor genetika diduga bertanggung jawab atas kurang dari 50% risiko RA, dan faktor lingkungan hidup seperti menghisap rokok mungkin meningkatkan risiko perkembangan RA, papar studi itu.

"Ini, ditambah dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan polusi akibat lalulintas dapat mengakibatkan radang sistematis, membuat kami mempelajari apakah ada hubungan langsung antara polusi udara dan risiko rheumatoid arthritis," kata Hart.

Rheumatoid Arthritis merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi.

Penyakit itu menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.

Penyakit itu mengakibatkan nyeri, kemerahan, bengkok, dan panas di sekitar sendi. Berdasarkan studi, rheumatoid arthritis lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan pria dengan rasio kejadian 3:1.

Umumnya penyakit itu menyerang sendi-sendi bagian jari, pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki. Pada stadium lanjut, rheumatoid arthritis akan membuat si penderita tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun.

Gejala lain ialah demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun, lemah dan kurang darah. Namun kadang kala si penderita tidak merasakan gejalanya.

Diperkirakan, sebanyak 0,1-0,3% orang di atas 18 tahun dari jumlah penduduk Indonesia terserang penyakit itu.

Penelitian lebih lanjut diperlukan guna memastikan dampak pasti yang ditimbulkan oleh tingkat polusi tertentu yang terukur pada risiko perkembangan kondisi itu.

Studi ini yang disiarkan di laman Internet jurnal Environmental Health Perspectives. (inilah.com)

◄ Newer Post Older Post ►