Jurnalis itu, seperti dikutip CNN, Jumat (3/4) berencana menelepon Menteri Luar Negeri Hillary Clinton atau Penasehat Keamanan Jim Jones. Namun, bukan ajudan atau sekretaris pribadi kedua pejabat itu yang mengangkat, tapi suara seorang perempuan yang mendesah manja.
Tawaran pembicaraan pun akhirnya bukan pada masalah kebijakan politik ataupun ancaman keamanan, namun layanan syahwat. “Apakah Anda punya hasrat terpendam? Jika Anda ingin meladeninya, maka Anda datang ke tempat yang tepat,” kata perempuan di telepon itu.
Ternyata, semua bermula dari seorang staf gedung putih keliru menuliskan nomor hotline. Seharusnya bukan nomor 800 yang biasanya untuk pomosi bertarif premium.
Masalah ini juga pernah terjadi ketika mantan Presiden George W Bush masih menjabat. Saat itu sejumlah pemilik rumah mencari solusi untuk hipotek mereka pada 2007. Bukannya tersambung pada Gedung Putih, mereka malah menghubungi sebuah kelompok di Texas, AS, yang memberikan konsutasi edukasi Kristen. (inilah.com)