Kamis, 15 Januari 2009

Desa Kamasan

Kamasan adalah sebuah komunitas seniman lukisan tradisional. Antar satu seniman dengan seniman lain saling mengisi dan saling menguatkan sehingga melahirkan gaya lukis wayang yang khas. Gaya tersebut kemudian turut mewarnai geliat perjalanan seni lukis Bali.

Masih menurut catatan sejarah, seni lukis wayang (tradisional) ini berkembang di Kamasan dan daerah lain di Bali sejak zaman Kerajaan Majapahit. Antara abad ke-14 hingga abad ke-18, Pulau Bali dikuasai para Dalem, raja-raja keturunan Sri Kresna Kepakisan dari Kerajaan Majapahit.

Selama Dinasti Kepakisan memegang tampuk pemerintahan, Bali mengalami masa kejayaan. Sejarah mencatat, kekuasaan raja Bali zaman itu pernah meliputi pesisir Jawa Timur, Lombok, bahkan sampai Sumbawa. Salah satu Dalem yang paling dikenal adalah Sri Waturenggong, cucu Sri Kresna Kepakisan. Pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong ini, seni budaya di Bali mengalami masa pencerahan karena sang raja juga penggemar seni budaya. Kamasan dijadikan sebagai salah satu pusat kerajaan yang khusus mengurus seni budaya, pendidikan, dan keagamaan.

Di Klungkung, tumbuh pula kesenian lain berupa seni ukir emas dan perak dan yang terakhir seni ukir selongsong peluru. Meskipun medianya berbeda, namun ciri khas wayang Kamasan tetap kuat dalam karya-karya tersebut.

Kalau punya minat terhadap seni rupa, datanglah ke Desa Kamasan. Kamu akan mendapat tambahan wawasan mengenai gaya seni rupa Bali.

Akses
Kamasan berada sekitar 43 kilometer di sebelah timur Kuta. Desa ini dapat dicapai dengan kendaraan bermotor. Seluruh jalan menuju obyek ini dalam kondisi baik. Dari Kuta berangkatlah menuju Denpasar melalui jalan by pass, dan ikuti jalan itu menuju arah Klungkung. Sampai di pesimpangan Batu Klotok, berbeloklah ke kiri, kamu akan sampai ke desa Gelgel. Dari Gelgel, kamu tinggal beberapa ratus meter saja menuju desa ini.

◄ Newer Post Older Post ►