Ketiga bangunan bersejarah ini berada dalam satu areal yang terletak dijantung kota Semarapura, sekitar 40 kilometer sebelah timur Denpasar. Sama sekali tak sulit untuk menemukan obyek ini. Begitu tiba di pusat Kabupaten Klungkung, kamu akan langsung menjumpainya.
Daya tarik ketiga bangunan ini adalah karena sebagai peninggalan bersejarah dari kerajaan Klungkung dengan ornamen ukiran-ukirannya yang indah. Selain itu pada bangunan Kertha Gosa dan Taman Gili yang pada langit-langit atapnya dihiasi lukisan tradisional Kamasan yang artistik, menggambarkan filosofi kebudayaan Hindu.
Taman Gili sebagai satu bangunan berarsitektur tradisional Bali dibangun dengan beralaskan kura-kura raksasa. Di atas tembok pembatas yang mengeliling bangunan tersebut, berderet patung-patung para dewa di satu pihak dan para raksasa di pihak lain, masing-masing kelompok berusaha mendapatkan Air Kehidupan. Taman Gili ini berfungsi sebagai tempat melaksanakan upacara potong gigi bagi putra-putri raja.
Sedangkan Kerta Gosa adalah bangunan yang berfungi sebagai tempat pengadilan. Karena itu, lukisan-lukisan wayang yang tertera di langit-langit Kertha Gosa berbea dengan yang ada di Taman Gili. Lukisan di Kertha Gosha menggambarkan keadaan roh-roh di akhirat. Masing-masing roh mendapat ganjaran sesuai dengan tabiatnya ketika mereka masih hidup, seperti yang tercantum dalam cerita Bima Swarga
Dan, Pemedal Agung adalah jejak tersisa dari kemegahan istana kerajaan Klungkung di masa Lampau. Istana itu telah hancur akibat perang melawan Belanda. Sebuah perang dahsyat yang dikenal sebagai perang Puputan Klungkung pada 28 April 1908.